Kedua narasumber ini berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai teknologi pengelolaan sampah dan daur ulang plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis.
BACA JUGA:KPUD Kabupaten Muara Enim Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu 2024
BACA JUGA:Oknum Pimpinan Ponpes di Muara Enim Diduga Rudapaksa Santriwati, Kini Berurusan dengan Polisi
Ir. Arie Sudaryanto menjelaskan bahwa mesin MPS-100 adalah sebuah inovasi yang memungkinkan pengelolaan sampah menjadi lebih praktis dan efisien.
Mesin ini dirancang untuk menghancurkan sampah plastik menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk diproses lebih lanjut.
Selain itu, mesin ini juga dapat digunakan untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan baku untuk berbagai produk bernilai jual tinggi, seperti kerajinan tangan atau barang konsumsi lainnya.
“Dengan adanya teknologi seperti ini, kami harap masyarakat dapat memanfaatkan sampah plastik yang selama ini menjadi masalah, menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis,” ujarnya.
BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di Muara Enim, Truk Tronton Tabrak Mobil dan Motor, Dua Korban Dilarikan ke Klinik
BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Paparkan Rencana APBD 2025 dalam Sidang Paripurna DPRD
Sementara itu, M. Rafiq Akbar dari Recyclo Goods Medan berbagi pengalaman mengenai bagaimana sampah plastik dapat diubah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Menurutnya, pengelolaan sampah plastik tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
“Kami telah melibatkan masyarakat dalam pengolahan sampah plastik ini dan melihat hasilnya sangat positif, baik dari sisi pengurangan limbah maupun penciptaan lapangan kerja,” katanya.
Kegiatan diseminasi ini mendapatkan respon positif dari peserta, yang mayoritas sangat antusias dalam menyimak materi yang disampaikan.
BACA JUGA:Innalillahi, Anggota KPPS di Lembak Kabupaten Muara Enim Meninggal Dunia Sebelum Bertugas
Mereka mengakui pentingnya inovasi pengelolaan sampah berbasis teknologi untuk mengatasi masalah sampah yang semakin meningkat, khususnya sampah plastik yang sulit terurai di alam.