Upaya Pertolongan Darurat di Puncak Bukit
Sesampainya di tenda, teman-temannya segera melakukan tindakan pertolongan pertama.
Mereka membungkus tubuh Sepri dengan sleeping bag untuk mencegah hipotermia dan mengoleskan minyak angin sambil memberinya air hangat.
BACA JUGA:Pendaki Hilang Lagi, Kali Ini di Gunung Wilis, 2 Minggu 4 Orang Masuk Mountnesia
Saat itu, teman-teman korban sempat menghubungi pos jaga Bukit Besar untuk melaporkan kondisi darurat yang mereka alami.
Mereka menjelaskan bahwa Sepri tampak dalam kondisi kritis, dengan napas yang semakin pendek dan suara mendengkur yang mengkhawatirkan.
Pada pukul 23:30 WIB, salah satu teman Sepri, Fanny, menghubungi kembali pos jaga Bukit Besar. Dengan suara panik, ia melaporkan bahwa Sepri sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Teman-temannya telah mencoba berbagai cara untuk menolong, namun kondisi korban tidak kunjung membaik.
Evakuasi yang Melelahkan di Tengah Gelapnya Malam
Begitu mendapat kabar dari Fanny, tim pos jaga segera berkoordinasi dengan Kepala Desa Tanjung Beringin, Dirlan, untuk mengatur upaya evakuasi.
Pada pukul 23:45 WIB, enam orang yang terdiri dari anggota pos jaga dan warga desa bersiap-siap melakukan pendakian ke puncak bukit untuk mengevakuasi jenazah korban.
Anggota evakuasi awal ini kemudian diikuti oleh beberapa warga desa lainnya, sehingga totalnya mencapai sekitar 20 orang yang turut membantu membawa turun jenazah Sepri.
Dalam kegelapan malam, tim evakuasi memulai perjalanan mereka menuju puncak Bukit Besar.
Mereka harus menghadapi medan yang sulit, termasuk jalur berbatu dan kecuraman tertentu yang memperlambat proses evakuasi.
Namun, semangat para warga yang ingin membantu membuat mereka tetap kuat dalam menghadapi rintangan tersebut.