Pihak kepolisian dari Polres Lahat, melalui unit Identifikasi (Inafis), bekerja sama dengan tim medis RSUD Lahat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pasti kematian korban.
Dugaan awal mengarah pada kemungkinan kondisi kesehatan korban yang tidak memungkinkan untuk mendaki, terutama mengingat faktor cuaca dan suhu di puncak yang dingin.
Hipotermia sering menjadi salah satu penyebab utama kondisi darurat pada pendaki, terutama jika tidak ada persiapan fisik yang memadai.
Meski begitu, pihak kepolisian akan menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan medis sebelum memberikan kesimpulan resmi.
Pesan dari Pihak Berwenang untuk Para Pendaki
Kejadian ini menambah catatan duka dalam dunia pendakian. Pihak kepolisian dan Kepala Desa Tanjung Beringin mengingatkan pentingnya persiapan fisik dan mental sebelum melakukan pendakian, terutama di jalur yang menantang seperti Bukit Besar.
Cuaca yang tak menentu dan suhu yang bisa sangat rendah di puncak sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki.
Polres Lahat mengimbau agar para pendaki selalu memeriksa kondisi kesehatan terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan.
BACA JUGA:Gunung Marapi di Sumatera Barat Meletus, Sebelumnya Makan Banyak Korban Pendaki
Selain itu, mereka diingatkan untuk membawa perlengkapan yang memadai, seperti pakaian hangat, makanan berenergi, dan peralatan medis dasar.
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada para pendaki agar mengikuti instruksi dari pos jaga dan segera melaporkan apabila ada anggota rombongan yang mengalami kondisi darurat.
Duka yang Mendalam Bagi Keluarga dan Rekan Korban
Kabar meninggalnya Sepri Ramadhan membawa duka yang mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Teman-temannya yang menyaksikan langsung detik-detik terakhir Sepri di puncak bukit mengalami trauma dan kesedihan yang mendalam.
Keluarga korban kini sedang dalam perjalanan menuju Lahat untuk mengambil jenazah Sepri dan membawanya pulang ke kampung halaman di Bangka Belitung.