"Dampak asap sangat terasa, baik dalam kesehatan, terutama meningkatnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), maupun terganggunya proses belajar mengajar," tambahnya.
BACA JUGA:Temuan Kelebihan Bayar Perjalanan Dinas di DPRD Belum Tuntas, Polres Ogan Ilir Lakukan Ini
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir Fokus Cegah Karhutla Lewat Sosialisasi dan Koordinasi Bersama Aparat
Selain sosialisasi, Bupati Panca menyatakan rencana untuk membentuk relawan khusus yang akan ditugaskan di desa-desa. Relawan ini akan membantu dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di tingkat lokal.
“Kami juga berencana memberikan bantuan kepada petani yang kurang mampu untuk membuka lahan tanpa perlu membakar, dengan memanfaatkan anggaran perubahan di APBD,” ungkap Bupati Panca.
Mengenai lahan tidur, Bupati Panca menjelaskan bahwa saat ini pemanfaatannya masih menunggu peraturan lebih lanjut dari pemerintah pusat.
"Kami masih melakukan koordinasi mengenai pemanfaatan lahan tidur ini, karena hingga kini belum ada payung hukum yang jelas. Oleh karena itu, kami meminta kepada pemerintah pusat agar secepatnya merumuskan regulasi terkait hal ini," ujar Bupati.
Bupati Panca berharap koordinasi yang dilakukan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi musim kemarau yang rentan akan kebakaran lahan. “Dengan upaya bersama, kami optimis bahwa masyarakat Ogan Ilir dapat terbebas dari bahaya karhutla dan dampaknya,” tutupnya.
Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam penanggulangan karhutla di Kabupaten Ogan Ilir. Langkah-langkah antisipasi seperti ini sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih luas, baik dari segi kesehatan, lingkungan, maupun sosial ekonomi.