Patut Jadi Contoh, Begini Cara Enos Tingkatkan Produksi Gabah di OKU Timur dan Rencana Besar Ilirisasi

Selasa 01-10-2024,15:31 WIB
Reporter : Rahmat
Editor : Rahmat

"Saya memiliki cita-cita agar wilayah OKU Timur mampu menghasilkan 1 juta ton gabah kering panen. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, target ini sangat mungkin tercapai," ujar Enos.

BACA JUGA:Chipset Samsung Galaxy S25 Ultra Lebih Jagoan Dibanding iPhone 16 Pro Max, Mending Mana?

BACA JUGA:Dibekali Performa Terbaik dan Teranyar, Infinix Hot 50 4G Rilis di Ukraina dengan Spesifikasi Powerfull

Untuk mencapai target ambisius tersebut, Enos menggunakan dua strategi utama. Pertama, meningkatkan hasil produktivitas sawah yang sudah ada dengan berbagai program intensifikasi pertanian. Kedua, memperluas area pertanian baru melalui koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi.

Salah satu program unggulan yang bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah pembangunan tata kelola air atau sodetan di wilayah pesisir Sungai Komering.

Sodetan ini dibangun untuk mengatasi masalah banjir di daerah pesisir dan menciptakan lahan pertanian baru di wilayah Kecamatan Madang I, Madang II, Semendaway Barat, Cempaka, dan Madang Suku III.

"Program sodetan ini sangat penting untuk mengurangi risiko banjir dan menjaga agar lahan tidak terlalu kering. Jika lahan tersebut dikelola secara optimal, kami berpotensi menambah hingga 10 ribu hektare lahan pertanian baru," jelas Enos.

BACA JUGA:Perbandingan Lenovo Yoga Book 9i vs Lenovo Yoga 6, Laptop dengan Layar 13,3 Inci

BACA JUGA:Pemkab Mediasi Penyelesaian Lahan di Kecamatan Pangkalan Lampam OKI

Dengan adanya sodetan atau saluran air baru, daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat digunakan untuk pertanian kini memiliki peluang besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif. Ini tentu akan semakin mendukung pencapaian target produksi padi di OKU Timur.

Selain fokus pada peningkatan produksi padi, Enos juga memiliki visi besar dalam hilirisasi hasil pertanian di OKU Timur. Sejak awal masa jabatannya sebagai Bupati pada tahun 2021, Enos telah merencanakan agar seluruh hasil gabah yang diproduksi di OKU Timur dapat diolah di kabupaten tersebut sebelum dijual ke luar daerah.

Langkah ini diambil setelah Enos melakukan riset terkait kapasitas pengolahan gabah di OKU Timur. Saat ini, hanya ada satu perusahaan besar di kabupaten tersebut yang memiliki teknologi canggih untuk hilirisasi gabah, yaitu PT Belitang Panen Raya (BPR).

Namun, PT BPR hanya mampu menyerap sekitar 80-90 ton gabah kering per tahun, sementara produksi gabah OKU Timur jauh melebihi kapasitas tersebut.

BACA JUGA:Bus AKAP Tabrak Fuso yang Parkir di Jalintim Palembang-Jambi, Kernet dan 1 Penumpang Tewas di Tempat

BACA JUGA:Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2024 di Polres Ogan Ilir, Momen Bersama Wujudkan Indonesia Emas

"Masih banyak masyarakat yang menggunakan penggilingan konvensional yang biaya operasionalnya lebih tinggi dibandingkan harga jual gabah. Akibatnya, banyak yang lebih memilih menjual gabah mereka ke luar Sumatera Selatan, seperti Lampung," ujar Enos.

Kategori :