Festival KI 2024: Mengubah Kekayaan Intelektual dari Beban Menjadi Sumber Kekayaan Ekonomi

Minggu 08-09-2024,18:24 WIB
Reporter : Rahmat
Editor : Rahmat

DENPASAR, SUMEKS.CO - Masih banyak masyarakat yang menganggap kekayaan intelektual (KI) sebagai 'beban biaya' atau 'cost', bukan sebagai 'investasi'.

Padahal, jika dikelola dengan baik, kekayaan intelektual dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi daerah dan negara.

Hal ini disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Supratman Andi Agtas, dalam acara Puncak Festival Kekayaan Intelektual 2024 yang berlangsung di Taman Werdhi Budaya Art Center, Denpasar, Sabtu, 7 September 2024.

Dalam sambutannya, Supratman menyoroti bahwa masyarakat perlu mengubah cara pandang terhadap KI.

BACA JUGA:Menkumham: Kekayaan Intelektual adalah Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

BACA JUGA:LIVE, Laga Perdana Jakarta Bhayangkara Presisi di AVC Men's Club Championship 2024 dengan Target Gelar Juara

Menurutnya, KI bukan hanya sekadar beban yang harus ditanggung, melainkan merupakan aset berharga yang mampu mendorong perekonomian jika dioptimalkan.

Ia mencontohkan keberhasilan Bali dalam mengelola potensi KI yang dimiliki.

"Seperti di Bali ini, sekarang kita tidak hanya dapat menikmati keindahan alam Kintamani, tapi juga sambil menyeduh Kopi Kintamani yang branding-nya telah dilindungi melalui pelindungan KI yang disebut dengan Indikasi Geografis (IG)," ujar Supratman.

Kopi Kintamani, yang telah memiliki sertifikasi Indikasi Geografis, menjadi salah satu contoh bagaimana perlindungan KI dapat meningkatkan nilai jual produk lokal.

BACA JUGA:Selain 44 Kios Pedagang 16 Ilir Palembang yang Dirusak dan Dijarah, Listrik Serta WC Umum Ikut Jadi Sasaran

BACA JUGA:48 Fire Spot Karhutla Terus Meningkat di OKI, Sudah Tersebar di Beberapa Kecamatan

Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berhasil mengelola potensi KI dengan baik. Pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan intelektual di Bali telah menjadi kunci kesuksesan provinsi ini sebagai destinasi wisata dunia.

Berbagai produk berbasis KI, seperti Kopi Kintamani, Perak Celuk Bali, hingga Garam Amed, menjadi andalan roda perekonomian masyarakat Bali.

"Kita bisa melihat keberhasilan Bali dalam mengelola potensi KI yang dimiliki, mulai dari pengkreasian, pelindungan, sampai dengan pemanfaatan kekayaan intelektual," jelas Supratman.

Kategori :