Kemenag RI Transformasi Pelayanan Demi Mudahkan Masyarakat, Termasuk untuk Layanan di KUA

Kamis 08-08-2024,14:53 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

Kemenag juga berkomitmen untuk kalangan usaha, khususnya UMKM memperoleh sertifikasi halal lebih cepat dan mudah. 

"Mendaftar sertifikasi halal prosesnya gampang cepat, tidak seperti dulu yang masih berbelit-belit. Karena sekarang semua ditangani oleh Kementerian Agama, tidak melalui lembaga lain," kata Hasanudin.

BACA JUGA:Kemenag Pastikan Video Viral Jenazah Jemaah Tergeletak di Jalanan Bukan Jemaah Haji Indonesia

BACA JUGA:Kemenag Pastikan Mobilisasi Jemaah Indonesia di Muzdalifah Selesai Tetap Waktu

Hasanuddin menyampaikan, setiap tahun pemerintah memberangkatkan 200 lebih orang ke Tanah Suci yang jaraknya ribuan kilometer dari Indonesia. 

"Karenanya, harus pastikan mereka mendapatkan layanan terbaik mulai dari penginapan, transportasi, makanan dan layanan ibadah lainnya," terang Hasanudin.


Kemenag bakal siapkan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. --

Ia menambahkan, di era Gus Men, untuk pertama kali dalam sejarah, jemaah haji Indonesia mendapatkan makan tiga kali sehari. 

Dengan total 17 juta box makanan diberikan untuk konsumsi 200.000 lebih jamaah selama di Tanah Suci.

BACA JUGA:553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah, Kemenag: Sesuai dengan Jadwal

BACA JUGA:Menyebar di Grup WA, Ada Warga di OKI yang Gelar Salat Iduladha Lebih Dulu besok, Begini Tanggapan Kemenag

Aplikasi Kawal haji merupakan bentuk komitmen Kemenag mengakselarasi penyelesaian keluhan jemaah khususnya selama operasional haji.

"Para jemaah itu dapat menyampaikan keluhan dan informasi melalui aplikasi Kawal Haji ini, sehingga proses-proses keluhan itu bisa ditangani dengan lebih cepat oleh petugas haji," jelasnya.

Ia menjelaskan, bahwa pesantren adalah institusi pendidikan keagamaan tertua di Indonesia. Di eras Gus Men, Kemenag berupaya agar pesantren-pesantren ini memiliki sumber daya ekonomi yang mumpuni.

"Maka kita melakukan pelatihan bisnis, pelatihan keuangan, pemasaran, mengelola SDM, produksi dan lain-lain. Kemudian kita berikan mereka modal usaha, sehingga setiap pondok pesantren memiliki unit usaha yang bisa dia gunakan untuk mendanai operasional pesantren," terangnya.

Kategori :