Memperingati Hari Pajak Ke 79

Jumat 05-07-2024,10:47 WIB
Reporter : Rahmat
Editor : Rahmat

Dengan kondisi kegiatan manufaktur yang masih positif dan konsumsi yang baik, ekonomi Indonesia kembali tumbuh menguat di triwulan I-2024 mencapai 5,11 persen. Konsumsi rumah tangga masih menjadi salah satu faktor yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi ini.

“Growth kita kita yang sudah disampaikan oleh BPS di 5,11 itu relatif dilihat dari sisi yang cukup menggembirakan meskipun tentu kita harus lihat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ini satu konsumsi rumah tangga ada sedikit di bawah 5%, yaitu dari 4,9. Namun kalau kita lihat 3 tahun berturu-turut pertumbuhan konsumsi rumah tangga di 4,9 atau bahkan tahun lalu 4,8 itu relatively comparable,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita April 2024.

BACA JUGA:Pekerja Terjatuh dari Ketinggian 15 Meter saat Bongkar Besi Tower Siar di Jalan POM IX Palembang, Kondisinya?

BACA JUGA:Gerindra Rekomendasian Cakada-Cawakada Pada 5 Kabupaten/Kota di Sumsel, Berikut Daftar Lengkapnya!

Penerimaan Negara Mengalami Sedikit Pelambatan

Peneriman Negara hingga 30 April 2024, sudah mencapai 33,0 persen dari target APBN atau sebesar Rp924,9 triliun. Terjadi penurunan dibanding tahun lalu sebesar 7,6 persen.

Lebih lanjut, Penerimaan Negara terbagi ke dalam Penerimaan Pajak, Kepabeanan dan Cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Penerimaan Pajak mengalami sedikit pelambatan dengan capaian 31,38 persen dari target APBN 2024 atau sebesar Rp624,19 triliun.

PPh Nonmigas terealisasi Rp377,0 triliun (35,45 persen dari target), PPN & PPnBM terealisasi Rp218,50 triliun (19,20 persen dari target), PPh Migas terealisasi Rp24,81 triliun (32,49 persen dari target), dan PBB & Pajak Lainnya terealisasi Rp3,87 triliun (10,27 persen dari target).

BACA JUGA:Polisi Ringkus Pria Bersenpi yang Berpura-pura Berteduh lalu Rampok ART dan 6 Bocah Laki-laki di Kalidoni

BACA JUGA:Cek Harga Samsung Galaxy S10 Plus HP Flagship, Teknologi Layar Infinity-O AMOLED dan Kamera Berkualitas

“Jadi kalau kita lihat PPh nonmigas turun karena ada penurunan dari PPh tahunan, terutama untuk korporasi atau badan. Artinya perusahaan-perusahaan dengan harga komoditas, terjadi penurunan profitabilitas sehingga kewajiban mereka membayar pajak juga mengalami penurunan, terutama untuk sektor pertambangan komoditas. Untuk PPh migas ini penyebabnya adalah lifting yang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun,” tutur Menkeu.

Dari sisi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, telah terealisasi sebesar Rp95,7 triliun atau mencapai 29,8 persen dari target APBN.

Terjadi pertumbuhan sebesar 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang didorong oleh Penerimaan Bea Keluar yang tumbuh signifikan.

Hingga akhir April 2024, realisasi Bea Masuk sebesar Rp15,7 triliun (27,4 persen dari target), Bea Keluar sebesar Rp5,8 triliun (33,0 persen dari target), dan Cukai sebesar Rp74,2 triliun (30,2 persen dari target).

BACA JUGA:11 Calon Taruna dan Taruni Akpol Lulus Terpilih Kuota Tingkat Polda Sumsel 2024

Kategori :