Berbagai jenis ikan pun bisa dia buat sebagai ikan Salai, dimulai dari Salai Lele, Salai Patin, Salai Mujair, Salai Baung Laut, Salai Baung Sungai, dan Salai Lais.
Bahan baku berbagai ikan tersebut, sebagian dia beli dari Pasar Induk Jakabaring Palembang dan sebagian lagi seperti ikan lele dia ternakkan sendiri di lima tambak ikan miliknya yang terletak tidak jauh dari tempat usahanya.
BACA JUGA:Cara Perawatan Scindapsus Pictus, Tanaman Hias yang Memiliki Daun Nan Cantik
"Dalam satu kali produksi ikan salai bisa mencapai 100 hingga 200 kilogram perharinya," tuturnya.
Menurutnya, yang membedakan usaha ikan salai miliknya dengan orang lain terletak dari kayu bakar pohon Akasia yang dia gunakan untuk proses pengasapan ikan.
Dilanjutkannya, asap pembakaran pohon Akasia selain kayunya lebih awet saat dibakar hingga bisa menekan biaya produksi, juga membuat hasil pengasapan ikan lebih merata dan kering.
"Kata pelanggan Ikan Salai saya enak dan benar-benar kering, beda dengan ikan salai lainnya kering diluar saja," ujarnya.
BACA JUGA:Waspada 5 Wilayah di Sumsel Diperkirakan Hujan Petir, Mana Saja? Cek di Sini
BACA JUGA:Bule Keliling Indonesia Pakai Motor Roda 3 Bikin Mimi Campervan Girl Geleng-geleng Kepala
Lebih lanjut dikatakannya, Ikan Salai yang ia jual dibandrol dengan harga sesuai dengan jenis ikannya.
Seperti Ikan Salai Lele dan Patin dibanderol Rp80 ribu perkilonya, Ikan Salai Baung Laut Rp90 ribu perkilo, Ikan Salai Mujair Rp100 ribu perkilo, Ikan Salai Baung Sungai Rp350 ribu perkilo dan terakhir Ikan Salai Lais Rp400 ribu perkilo.
Dari usaha produksi Ikan Salai tersebut bersama suaminya, dia mampu memperoleh keuntungan bersi lebih kurang Rp350 ribu hingga Rp500 ribu perharinya.
Akan tetapi, lanjut Gadis tidak semua permintaan akan ikan Salai terpenuhi lantaran terkendala modal untuk membeli bahan baku ikan.
BACA JUGA:Penampakan 3 Pelaku Penyerang Penonton Konser di Moskow, Mereka Ternyata Dibayar Segini
BACA JUGA:Cara Polisi India Lawan Benang Layangan ‘Jerat Leher’ Pengendara Sepeda Motor