Pulau Maldives menjadi tujuan populer untuk olahraga air, dengan peluang untuk menyelam, snorkeling, dan lainnya.
BACA JUGA:Mengenal Bayt Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar Dunia Sebagai Pusat Keilmuan Zaman Keemasan Islam
Sejarah islam di Maldives bermula pada abad ke-12 yang menandai titik balik yang signifikan dalam lanskap keagamaan negara itu.
Menurut legenda, seorang Muslim Sunni dari Maghrib (Afrika Utara), tepatnya Maroko, yang membawa Islam ke Maldives atau Maladewa.
Pada tahun 1153 M, Dhovemi menjadi raja Kerajaan Maladewa terakhir yang beragama Buddha sekaligus raja pertama yang beragama Islam.
Setelah itu, raja mengubah gelarnya menjadi Sultan bersama dengan gelar kerajaan Maha Radun, Ras Kilege atau Rasgefānu.
BACA JUGA:Salat Tarawih Bagi Perempuan Muslimah, di Masjid atau di Rumah? Begini Menurut Hukum Islam
Muhammad al-Adil menjadi pendiri dari enam dinasti Islam di Maldives, dinasti ini menghasilkan delapan puluh empat sultan dan sultana.
Dinasti ini bertahan hingga tahun 1932 ketika kesultanan menjadi elektif.
Seorang pengunjung Muslim Sunni bernama Abu al-Barakat Yusuf al-Barbari dianggap sebagai orang yang secara tradisional mengubah kerajaan Maladewa menjadi kesultanan.
Ia dimakamkan di Medhu Ziyaaraiy dan berdampingan dengan Masjid Hukuru Malé di Maldives.
BACA JUGA:Teh Kombucha Asal China, Halalkah Dikonsumsi Umat Muslim? Simak Penjelasan Berikut
BACA JUGA:4 Kontribusi Perempuan Muslimah dalam Perbaikan Masyarakat, Yuk Simak Ada Apa Saja?
Masjid ini merupakan masjid tertua di Maladewa yang dibangun pada tahun 1656.