Mengenal Sejarah Cap Go Meh, Acara Terakhir dari Rangkaian Perayaan Tahun Baru Imlek

Sabtu 17-02-2024,09:25 WIB
Reporter : Septi Riani
Editor : Rappi Darmawan

Kemudian ia memerintahkan seluruh penduduk desa agar menyalakan serta menggantung lentera merah di depan rumah.

Alhasil, siasat tersebut berhasil menipu Kaisar Giok. 

Cahaya dari pancaran lentera merah yang digantung tampak seperti api yang membara. 

Sehingga ia berpikir bahwa desa tersebut telah hangus terbakar.

BACA JUGA:Ribuan Umat Tionghoa Ikuti Ibadat Puncak Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang

Maka sejak kejadian tersebut membuat masyarakat Tionghoa secara rutin menyalakan lentera pada hari ke-15 di bulan pertama dari kalender China.

Kebiasaan tersebut pun telah menjadi tradisi dan dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur serta sebagai peringatan dari peristiwa selamatnya penduduk desa dari kemurkahan Kaisar Giok.

Perayaan Cap Go Meh diawali dengan adanya parade serta arak-arakan di sepanjang jalan.

Lalu pada malam harinya, perayaaan berlanjut dengan mengadakan festival lentera atau dikenal dengan festival lampion.

BACA JUGA:Elegant dan Menawan, Intip 5 Ide Gaya Rambut Perempuan Cocok Saat Perayaan Imlek 2024

Perayaan Cap Go Meh pun dimeriahkan dengan adanya pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa. 

Barongsai diyakini merupakan suatu pertanda kesuksesan, keberuntungan serta mengusir  hal-hal buruk.

Selain barongsai, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan tradisional dari Thionghoa.

Nah, itulah sejarah singkat asal mula adanya kegiatan Cap Go Meh yang menjadi rangkaian akhir dari perayaan tahun baru Imlek.

BACA JUGA:Petasan Terdengar Sampai ke Seberang Ulu, Cap Go Meh di Pulau Kemaro Meriah Meski Tanpa Wayang Orang Cina

Tertarik buat menyaksikan keseruan festival Cap Go Meh tahun ini? Semoga bermanfaat. (*)

Kategori :