BACA JUGA:Giliran Nikaragua Seret Jerman, Belanda, Inggris dan Kanada ke Mahkamah Internasional
Dan Lucunya, apa yang diucapkan pasangan ini, sama dengan pasangan sebelumnya. Keduanya juga membawa tas yang tampak habis disilet, kemudian mengaku habis kecurian.
Kalau kali ini anda menolak memberi derma, maka jangan kaget kalau kemudian mereka mengumpat dan mengomel tidak karuan.
2. Joki Hajar Aswad
Bagi anda yang baru pertama kali menjalankan ibadah haji maupun umrah, jangan heran dengan para joki yang bertebaran di sekitar Ka'bah. Mereka biasanya menawarkan diri untuk bisa mengawal anda sampai di Hajar Aswad.
"Bu /Pak mau cium Hajar Aswad?". Itulah pertanyaan yang biasa dikatakan Joki Hajar Aswad saat seseorang yang tampak kebingungan berada di sekitar Ka'bah. Para Joki Aswad ini terdiri dari beberapa orang yang seolah-olah mau membantu jamaah haji yang mau mencium Hajar Aswad. Biasanya pelaku perjokian ini ada timnya. Setiap tim yang berjumlah dua atau tiga orang.
Jemaah yang mendapat penawaran seperti ini sebaiknya ditolak saja dengan tegas. Karena bila jemaah tersebut sepakat, para joki tersebut akan meminta uang yang tidak masuk akal untuk biaya jasa mengantarkan jemaah mencium hajar aswad. Harga yang diminta biasanya berkisar diangka Rp 4 juta atau bahkan lebih.
3. Penyewaan Gunting untuk Tahallul
Di sekitar Masjidil Haram, beberapa penipu menawarkan penyewaan gunting untuk tahallul dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga seharusnya.
Mereka memanfaatkan kesempatan ini karena banyak jamaah yang tidak membawa peralatan sendiri dan terpaksa menggunakan layanan mereka dengan harga yang tidak adil.
Biasanya modus ini dilakukan dengan mengincar jemaah yang hendak menyelesaikan proses Sa'i. Jadi jika anda menemui orang yang menawarkan jasa meminjamkan gunting saat melaksanakan Sa'i sebaiknya ditolak saja.
4. Mengaku sebagai Pengungsi
Beberapa penipu memanfaatkan belas kasihan dan rasa empati jamaah terhadap pengungsi yang berkumpul di sekitar Masjid Nabawi. Mereka menggunakan situasi ini untuk meminta sumbangan dengan dalih membantu pengungsi, padahal uang yang mereka kumpulkan mungkin tidak benar-benar digunakan untuk tujuan yang baik.
Biasanya mereka mengaku sebagai para pengungsi dari Palestina, Suriah atau bahkan orang sakit. Para jemaah Indonesia yang terkenal tidak tegaan dihimbau untuk waspada, karena jumlah sumbangan yang diminta biasanya cukup besar.