MURATARA, SUMEKS.CO - Bencana banjir di wilayah Rawas Ilir, Kabupaten Muratara masih melanda. Warga mengeluhkan, saat ini posisi air luapan Sungai Rawas lambat menyusut karena aliran Sungai Musi yang masih dalam.
Cerita warga korban kebanjiran di wilayah Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, peristiwa di tahun 1982 nampaknya akan terulang.
Di tahun itu banjir besar serupa juga pernah terjadi, bahkan membuat masyarakat harus bertahan di atas genangan banjir selama 3 bulan.
Andri warga Desa Bingin Makmur, Kecamatan Rawas Ilir, saat dibincangi Minggu 21 Januari 2024 menuturkan, jika banjir kali ini hampir serupa dengan banjir besar yang terjadi di masa lampau.
BACA JUGA:Banjir Masih Melanda Muratara dan Mura, Debit Air Sungai Musi Dalam Lagi
Dari ketinggian air, luas wilayah terdampak, hingga lamanya debit aliran sungai yang menyusut. Seakan memberi sinyal terhadap masyarakat untuk mempersiapkan logistik dalam waktu lama.
"Kami warga ya susah mau aktivitas, tidak bisa berkebun dan mencari nafkah. Banjir ini hampir sama seperti banjir tahun 1982, warga bertahan di rumah yang kebanjiran sampai 3 bulan," ungkapnya.
Untuk kebutuhan logistik, pasokan air bersih, dan obat obatan sangat mereka perlukan. Meski banyak didapati air saat kebanjiran, namun tak mungkin air banjir luapan itu di gunakan untuk konsumsi.
"Hari ini sudah lebih dari 10 hari kami kebanjiran, banjir pertama itu," katanya. Dia mencatat, awalnya banjir terjadi sekitar tanggal 30 Desember saat menjelang pergantian tahun baru 2023-2024, di wilayah uluan, Kabupaten Muratara.
Sehingga memutuskan satu jembatan di desa Batu gajah, kondisi aor saat itu sempat menyusut.
Lalu di tanggal 10 Januari 2024, karena hujan selama 11 jam di wilayah uluan sungai, Sungai Rupit dan Rawas Kembali meluap sehingga menimbulkan dampak banjir luapan yang meluas ke 6 wilayah Kecamatan di Muratara dan 7 jembatan putus dan ribuan warga terisolir.
"Di rawas ilir air mulai masuk tanggal 11-12 januari 2024, sampai sekarang banjir belum surut surut. Airnya lambat turun dalam satu hari itu cuma turun 10-15 Cm," ungkapnya.
Namun warga di wilayah ini mengaku sudah paham dengan fenomena banjir di wilayah paling terendah di Kabupaten Muratara ini. Kerena nasib mereka sangat tergantung dengan kondisi aliran sungai Musi.
BACA JUGA:Bikin Mewek, Beredar Video Ojol Bawa Anak yang Sakit Saat Bekerja Banjir Doa Warganet.