Hal ini merupakan suatu yang bekelanjutan, misalnya seseorang yang dulunya berada di posisi sandwich generation atau melihat orang tedekatnya ada di posisi sandwich generation maka generasi selanjutnya memiliki potensi yang sama.
Ketika seseorang melewati masa lalu dengan susah payah dalam mengatur finansial , karena pengeluaran yang membengkak dan pendapatan yang tidak cukup akan kesulitan untuk menabung.
Di masa depan pola tersebut akan terulang kembali sehingga fenomena sandwich generation ini seperti menjadi warisan bagi generasi selanjutnya.
BACA JUGA: Mengenal 7 Ciri-Ciri Orang yang Ingin Mengakhiri Hidup dengan Melakukan Bunuh Diri
3. Membeli barang-barang yang tidak penting
Membeli barang-barang yang tidak penting merupakan salah satu faktor penyebab seseorang akan mengalami sandwich generation lho.
Ketika seseorang membeli barang yang tidak terlalu penting apalagi bukan termasuk sebuah kebutuhan maka bisa menyebabkan adanya pembengkakakan dalam jumlah pengeluaran.
Perilaku ini disebut sebagai perilaku konsumtif. Jika perilaku ini terjadi secara berulang bahkan dalam kurun waktu yang lama akan membuat seseorang kesulitan dalam menabung untuk masa depan.
Nah, karena itulah ketika seseorang tidak memiliki tabungan yang cukup untuk masa depan, maka akan berpotensi membuat generasi selanjutnya alias anak-anak nya akan menanggung beban hidup di masa tua orang tuanya nanti.
Apalagi hal tersebut terjadi ketika anak sudah mempunyai menikah dan mempunyai keluarga sendiri, hal inilah yang akan menyebabkan fenomena sandwich generation terjadi.
Itulah penjelasan mengenai istilah sandwich generation yang sedang ramai terjadi serta beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang harus berada di posisi sandwich generation. Semoga bermanfaat.(*)