Granada merupakan negara islam di spanyol yang bertahan ratusan tahun lamanya, namun usai pada 2 Januari 1492.
Tercatat dalam beberapa riwayat mengenai duta Andalusia yang dengan sengaja datang menemui Sultan Bayazid II.
Sultan Bayazid II adalah putra Sultan Muhammad al-Fatih, kedatangan duta tersebut untuk meminta bantuan agar berkenan menyelamatkan umat islam di Spanyol.
Ketika Andalusia tinggal sepenggal kota Granada, dunia islam ketika itu masih memiliki dua kekuatan yang merupakan negara superpower.
Kekuatan superpower tersebut dipegang oleh kesultanan Utsmani di Turki dan kesultanan Mamalik di Mesir.
Akan tetapi, keadaan yang cukup rumit membuat kesultanan Utsmani dan Mamalik tidak bisa bertindak maksimal untuk menyelamatkan Andalusia.
Beberapa hal yang terjadi ialah Utsmani kesulitan untuk memberangkatkan pasukan besar lewat lautan disebabkan Andalusia telah diblokade tentara Salib.
Kemudian tidak adanya jalur darat yang aman bagi tentara Utsmani untuk membantu saudaranya di negara Spanyol.
BACA JUGA:Masjid Jamik Sungai Lumpur, Bangunan Bersejarah yang Jadi Saksi Bisu Tersebarnya Islam di Palembang
Dan masalah internal yang terjadi adalah ketika Andalusia benar-benar membutuhkan bantuan dari negara muslim.
Kesultanan Utsmani dan Mamalik pada saat itu sedang bermusuhan dan mengalami perang dingin sehingga tidak maksimal dalam mengirim bantuan.
Meskipun begitu, Kesultanan Mamalik dan Utsmani telah sama-sama melakukan upaya guna menolong saudaranya.
Ketika itu, Sultan Bayazid II telah mengirimkan armada tempur ke Andalusia pada tahun 1487 dibawah pimpinan Laksamana Kemal Reis.
BACA JUGA:Memahami Antara Sejarah Dan Fiksi Tentang Walisongo, Berikut Penjelasan Guru Gembul
Armada tempur yang dipimpin oleh Laksamana Kemal Reis ini dikirim guna menmbersihkan pengaruh pasukan Salib.