Tidak hanya itu, lewat astrolabe pula dapat dilihat jumlah waktu dalam setahun, ketinggian benda apapun dan garis lintang serta masih banya lagi.
Pada zaman keemasan islam, para astronom muslim menambahkan skala sudut pada astrolab sehingga memungkinkan dalam menavigasi jarak.
Tidak hanya itu, para astronom dan penemu muslim juga menciptakan astrolab bola yaitu model objek berbentuk bola dunia di langit.
BACA JUGA: Palestina Insight! 90 Hari Badai Al-Aqsha, Inilah Perubahan Besar yang Terjadi
Bola tersebut terdiri dari cincin dan garis yang melambangkan bujur, lintang serta fitur astronomi dan geografis penting lainnya.
Astrolab bola pun diperkenalkan ke benua Eropa untuk digunakan dalam studi ilmu astronomi awal.
Penemuan tersebut membantu umat islam dalam menyempurnakan bola langit dimana bola langit digunakan untuk membantu memetakan bintang dan konstelasi.
Dalam mendesain astrolab, Mariam diharuskan untuk bekerja dengan kalkulasi dan presisi yang sistematis dan rumit.
Hal ini membuat terkesan tokoh Sayf Al Dawla yaitu penguasa kota yang menganggap ilmu yan dipelajari Mariam sangat rumit namun inovatif.
Penemuan ini membuat Mariam al-Ijliyya begitu terkenal karena pekerjaannya sehingga Mariam memutuskan untuk bekerja di Pengadilan Aleppo.
Kontribusi penting yang dilakukan oleh Mariam dalam bidang astronomi cukup diakui ketika sabuk utama 7060 Al-Ijliya dinamai menurut namanya.
Asteroid sabuk utama tersebut merupakan asteroid yang ditemukan oleh Henry E.Holt di Palomar Observatory tahun 1990.
Karya akademik dari Mariam juga menunjukkan bahwa astrolabe buatan Mariam mampu digunakan untuk menentukan posisi matematis bintang gemintang.
Mariam juga dapat menentukan benda langit lainnya secara tepat meskipun Mariam tidak memiliki kelas matematika.