Keyakinan ini telah tertanam kuat dalam diri pribadi penduduk Gaza sehingga meski mengalami kondisi yang sangat sulit, kondisi ini tidak membuat mereka mengeluh.
3. Menanamkan Al-Qur’an dalam Hati
Al-Qur’an menjadi pedoman umat islam yang tidak lekang oleh waktu, Al-Qur’an sendiri mampu menjadi obat bagi setiap penyakit.
BACA JUGA:Mama Muda Diduga Ajak Anak Balita Kembar Bunuh Diri di Kamar
Kesedihan, kegalauan, kemarahan, hingga kekecewaan sejatinya mampu sembuh jika dibacakan Al-Qur’an dan meresap ke hati.
Hal ini dijelaskan dalam QS. Yunus : 57, “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Quran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang beriman”
Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan dalam QS. Fusshilat : 44, “Katakanlah, “Al-Qur’an ialah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman”.”
Al-Qur’an yang tertanam dalam hati seseorang akan meneguhkan jiwa agar senantiasa percaya bahwa pertolongan Allah SWT akan datang.
BACA JUGA:Sedekah Tahlil Orang Mati Disebut Tradisi Hindu, Ustaz Abdul Somad Kasih Paham Biar Sadar
Al-Qur’an berisi tentang nasihat, motivasi, peringatan, janji dan ancaman yang memicu orang untuk bersikap takut kepada Allah dan mengharap hanya kepada Allah SWT.
4. Menjaga Ibadah
Walaupun dalam kondisi dijajah dan mengalami diskriminasi, penduduk Gaza masih rajin melaksanakan ibadah terutama shalat di pelataran Masjid Al-Aqsho dan lapangan terbuka.
Penduduk Gaza memahami betul bahwa dalam situasi apapun, shalat tetaplah wajib bagi umat muslim.
Ketaatan penduduk Gaza dalam menjalankan syari’at semakin menguatkan imannya dan meyakini bahwa shalat mampu menjadi penolong.
Dalam QS. Al-Baqarah : 45 dijelaskan bahwa, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu”.