SUMEKS.CO - Sa'ad bin Abi Waqqas adalah salah satu orang yang pertama kali menerima Islam untuk beriman kepada Allah SWT dan Rasullullah SAW. Sa'ad juga merupakan sahabat nabi yang dijanjikan surga.
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa pada hari Sa'ad bin Abi Waqqas masuk Islam, Sa'ad baru berusia 17 tahun.
Perlu diperhatikan juga bahwa Sa'ad bin Abi Waqqas dengan Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwan, dan Ali bin Abi Thalib lahir pada tahun yang sama, artinya umur mereka sama.
Al-Bukhari meriwayatkan melalui sanadnya dari Sa'id bin al-Musayyab yang mengatakan bahwa ia mendengar Sayyidina Sa'ad bin Abi Waqqas Radiya Llahu 'anhu mengucapkan:
Tidak ada seorang pun yang menerima Islam kecuali pada hari saya memeluk agama tersebut. Saya tinggal selama tujuh hari sepertiga dari Islam.
Sa'ad bin Abi Waqqas memiliki kebiasaan untuk menghabiskan banyak waktu semasa mudanya dalam membuat panah dan berlatih keras seperti akan menghadapi pertempuran besar.
Suatu pagi di kala itu, Abu Bakar r.a. yang berhati lembut datang menghampiri Sa'ad. Abu Bakar menjelaskan bahwa Muhammad bin Abdullah, anak dari sepupumu, yakni Aminah binti Wahab, telah memperoleh wahyu dan diutus dengan agama petunjuk dan kebenaran.
Sa'ad yang memang tidak menemukan kepuasan dalam agama dan cara hidup bangsa Quraisy kemudian sangat tertarik dengan kabar yang disampaikan oleh Abu Bakar tersebut.
Abu Bakar kemudian membawanya menemui Muhammad di salah satu lembah Makkah. Saat itu hari sudah sore dan Nabi Muhammad SAW baru saja shalat Ashar.
BACA JUGA:Negeri 1001 Malam! Kisah Pendirian Istana Megah Harun al-Rasyid Serta Majunya Ilmu Pengetahuan
Sa'ad sangat gembira dan siap menanggapi ajakan kebenaran dan agama Tuhan Yang Maha Esa. Fakta bahwa dia adalah salah satu orang pertama yang menerima Islam adalah sesuatu yang sangat membuatnya senang.
Nabi Muhammad SAW gembira menyambut Sa'ad bin Abi Waqqas menjadi seorang Muslim.
Nabi Muhammad SAW memang telah melihat dalam diri Sa'ad memiliki tanda-tanda keunggulan. Fakta bahwa Sa'ad merupakan anak muda telah menjanjikan hal-hal besar yang akan datang. Seolah-olah bulan sabit yang bersinar ini akan menjadi bulan purnama yang bersinar dalam waktu dekat.
Namun demikian, masuk Islam pada periode Mekkah memang sangat pedih. Segera setelah Sa'ad bin Abi Waqqas menerima Islam, pintu konspirasi dan penyelewengan terbuka padanya.
Keluarga dan kerabatnya berusaha mengalihkannya dari Islam dan mencegahnya melanjutkan agamanya. Namun, manisnya iman yang masuk ke dalam hati Sa'ad begitu kuat dan menjadikannya anak muda yang tak tergoyahkan.
Sa'ad bin Abi Waqqas tetap teguh bagaikan tiang yang kokoh, tekun menghadapi setiap kesulitan yang menerpanya.
Semua upaya mereka ditanggapi dengan keteguhan hati seorang mukmin dan keimanan seorang pria yang berdedikasi.
Oleh sebab itu, Sa'ad bin Abi Waqqas tidak ragu sedetik pun atau kehilangan tekad sejenak saja kepada Allah SWT Dan Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Kisah Cinta Paling Senyap Namun Riuh Dalam Doa, Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra
Ketika semua upaya mereka dalam mengalihkannya dan mencegahnya dari Islam gagal, ibunya mengambil jalan yang tidak diragukan lagi akan melemahkan jiwa Sa'ad.
Perlu diketahui bahwa sebelum masuk Islam Sa'ad terkenal sebagai anak yang sangat taat kepada ibunya dan sangat menyayanginya.
Sa’ad bin Abi Waqqas memiliki ibu yang bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah. Beliau merupakan seorang wanita bangsawan keturunan Quraisy.
Tidak diragukan lagi bahwa Hamnah memang merupakan orang yang taat kepada kepercayaan nenek moyangnya yaitu penyembah berhala.
Hamnah mengumumkan penolakannya terhadap makanan dan minuman sampai Sa'ad kembali ke agama nenek moyang dan bangsanya. Dia memilih untuk bertengkar dengan anaknya.
"Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.
"Jangan lakukan (hal seperti itu), ibuku," jawab Sa'ad sedih.
"Karena aku tidak akan meninggalkan agamaku demi apa pun," sambung Sa'ad dengan hati yang tegar.
BACA JUGA:9 Amalan Agar Didoakan Malaikat Setiap Saat, Nomor 4 Paling Banyak Dilewatkan
Namun demikian, Hamnah tetap mogok makan dan memilih untuk tidak berbicara sepatah kata pun kepada Sa'ad.
Selama berhari-hari Hamnah betul-betul tidak makan atau minum. Dia menjadi kurus dan lemah.
Sa'ad tak tenang dan melawati jam demi jam untuk terus mendatangi ibunya seraya menanyakan apakah aku harus membawakan makanan atau minuman? Namun Hamnah tetap menolak, bersikeras bahwa dia tidak akan makan atau minum sampai dia meninggal atau Sa'ad meninggalkan agamanya.
Sa'ad kemudian berkata "Yaa Ummaah! Sekalipun cintaku padamu begitu kuat, cintaku pada Allah dan Rasul-Nya sungguh lebih kuat. Demi Tuhan, jika engkau mempunyai seribu jiwa dan jiwa demi jiwa harus pergi, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini demi apa pun."
Ketika dia melihat bahwa Sa'ad memiliki tekad yang tak tergoyahkan, Hamnah dengan enggan mengalah untuk makan dan minum kembali.
Lantaran hubungan Sa'ad dengan ibunya dan paksaan untuk keluar dari agama inilah, turun ayat Al-Qur'an:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Luqman [31]: 14-15).
BACA JUGA:Harapan Baru di 2024, Amalan Bagi Pejuang Nafkah Agar Karir Makin Cemerlang dan Berkah Dunia Akhirat
Hari demi hari berlalu, Rasullullah dan Sa'ad serta Muslimin lainnya masih menjalankan ibadah dengan sembunyi-sembunyi.
Namun demikian, terdapat suatu inseden yang tak diinginkan. Orang Quraisy memergoki mereka saat sembahyang dan mencemooh dengan kasar.
Tak terima hinaan itu, kelompok Muslim datang untuk menyerang balik kaum kafir. Sa'ad bin Abi Waqqas memukul salah seorang dari mereka dengan sebilah rahang unta dan melukainya.
Inilah kali pertama darah tertumpah dalam pertentangan antara Kaum Muslim dengan kaum kafir.
Meski sudah terlibat bentrok tapi Rasulullah menyuruh pengikutnya untuk menahan diri dan bersabar sampai wahyu turun.
Hingga sepuluh tahun kemudian, ketika Wahyu untuk melawan sudah turun bagi Kaum Muslim untuk berperang, Sa'ad bin Abi Waqqas memainkan peran amat penting di setiap medan peperangan, Ia bertempur di perang Badar dan perang Uhud.
Sa'ad bin Abi Waqqas adalah orang pertama yang menarik busur panah untuk membela Islam. Bahkan Rasulullah pernah berkata "Lepaskan anak panahmu, Sa'ad. Ayah ibuku tebusanmu."
Dari perkataan Rasulullah SAW itu, Ali bin Abi Thalib mengakui bahwa tak pernah ia mendengar Rasulullah menjanjikan tebusan semacam itu kepada siapapun kecuali kepada Sa'ad.
BACA JUGA:Jangan Kesel Lagi, Yuk Lihat Kebesaran Allah SWT Lewat Penciptaan Hewan Semungil Nyamuk
Rasulullah SAW juga pernah berdoa untuk Sa'ad "Tuhanku, arahkan panahnya dan kabulkanlah doanya."
Semenjak saat itu Sa'ad memiliki dua senjata, pertama dia memiliki lesatan panah yang tak pernah meleset, kedua dia memiliki doa yang pasti diijabah langsung oleh Allah SWT.
Saking hebatnya lesatan anak panah dari Sa'ad, bahkan dirinya pernah melesetkan sekaligus tiga anak panah pada saat yang bersamaan, dan ketiganya itu berhasil membunuh tentaranya Khalid bin Walid dalam sebuah peperangan.(*)