SUMEKS.CO - Era Presiden Soekarno, Inggris pernah menggertak Indonesia akan mengebom Jakarta. Gertakan Inggris ini sebagai buntut perseteruan antara Indonesia dengan Malaysia.
Saat itu Malaysia didukung penuh militer Inggris. Konflik terjadi karena Indonesia menentang rencana pembentukan Federasi Malaysia yang terdiri Malaya, Saba, Serawak, Singapura dan Brunei.
Indonesia mengganggap pembentukan negara ini akan melindungi kepentingan Inggris di Asia Tenggara.
Inggris mengancam akan mengebom menggunakan bom konvesional menggunakan pesawat pengebom nuklir jarak jauh Avro Vulcan.
BACA JUGA:Allahuakbar! Hamas Berhasil Hancurkan 10 Tank Israel Hanya dengan Tembakan Rudal
Akan tetapi Presiden Soekarno tidak takut atas gertakan Inggris itu. Karana Indonesia saat itu, ditahun 1960 an, sudah memiliki senjata rudal jarak jauh buatan Rusia.
Rudal jarak jauh itu merupakan SA-2 guideline atau SAM-75 yang dibeli dari Uni Soviet. Mengetahui Indonesia sudah memiliki senjata dari pemenang perang Dunia II itu, membuat nyali Inggris ciut.
Rudal SAM-75 buatan Uni Soviet merupakan rudal jarak jauh yang paling ditakuti Amerika Serikat yang merupakan sekutu Inggris.
Rudal SAM-75 merupakan rudal andalan Uni Soviet ditahun 1960 an atau saat perang dingin. Rudal ini dikenal sangat akurat menghantam sasaran dengan ketinggian 20.000 kilometer.
Sedangkan pesawat pengebom Vulcan Inggris hanya mampu terbang dengan ketinggian maksimal 17.000 kilometer. Pengebom Vulcan yang sebenarnya telah siap untuk mengebom Jakarta pun harus membatalkan misi itu.
Pada tahun 1960-an TNI Angkatan Udara pernah dipersenjatai dengan Peluru Kendali (Rudal) SAM 75 buatan Uni Soviet.
Alutsista ini dipersiapkan untuk mendukung rencana Operasi Trikora pada saat itu. Keberadaan Rudal SAM 75 di Indonesia saat itu membuat negara-negara tetangga sangat segan.
Bahkan, Indonesia mendapat julukan “Macan Asia”. Hal ini karena SAM 75 memiliki efek detterent yang tinggi dan telah terbukti handal dalam menghancurkan berbagai sasaran di udara (battle proven).
BACA JUGA:Makin Diperhitungkan Dunia, Rudal Hisar Jaga Udara Indonesia