Sementara di sekelilingnya ada beberapa benda yang diduga puing. Namun yang terlihat tidak terlalu banyak.
Untuk menuju lokasi penemuan, harus melewati hutan di kawasan hutan yang cukup lebat. Jaraknya dari pemukiman warga cukup jauh, yang bisa ditempuh selama enam jam perjalanan.
Itu pun hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki. Temuan itu sempat membuat heboh warga. Meski memang sengaja tidak melaporkan kepada kepolisian dan pemerintah.
Warga meyakini puing-puing tersebut adalah bangkai pesawat, yang jatuh pada 1950. Pesawat itu jatuh pada saat penerbangan dari Aceh menuju Jakarta, dengan membawa 1 ton emas batangan.
Emas tersebut merupakan sumbangan warga Aceh kepada pemerintah Republik Indonesia.
Ternyata menemukan bangkai pesawat dalam hutan yang diperkirakan berada di perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu itu bukan saja dialami warga Tanjung Sakti.
Warga Kota Pagaralam yang juga mencari burung, juga menemukan bangkai pesawat. Temuan itu juga diperkirakan berada di kawasan Hutan Lindung Bukit Rajamandara.
Warga Kota Pagaralam itu juga menemukan bangkai pesawat dalam kondisi tertancam di tanah. Tidak semua badan pesawat telihat.
Hampir seluruh badan pesawat sudah terkubur. Hanya bagian ekor saja yang terlihat dengan jelas.
Informasi yang dihimpun SUMEKS.CO dari berbagai sumber, pesawat dengan membawa emas batangan itu benar adanya. Namun, emas batangan yang diangkut hanya 20 kilogram.
Pesawat yang dimaksud merupakan pesawat RI-002, yang diberi misi mengakut emas untuk membeli pesawat, tahun 1948.
Beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa pesawat RI-002 dengan pilot Robert Earl Freeberg kehilangan kontak, dan jejak emas seberat 20 kilogram hingga kini tidak pernah ditemukan.
Robert Earl Freeberg merupakan tentara bayaran untuk misi penerbangan asing. Freeberg diakui sebagai seorang Amerika yang membantu pembebasan Indonesia.