Isi dalam pengumuman tersebut adalah permohonan maaf kepada pelanggan beras sumo karena pemberhentian produksi sementara di seluruh wilayah distributor.
PT Sinar Makmur Komoditas atau beras sumo ini juga menyebutkan beberapa penyebab dan tantangan yang kemungkinan tidak mudah dihadapi terutama pada komoditas beras.
“Disatu sisi penurunan jumlah supply yang signifikan hingga kenaikan harga bahan baku yang semakin sulit dikendalikan,” lanjutan isi pengumuman.
Namun pemberhentian ini disebutkan juga hanya sementara waktu saja dimana kemungkinan sumo beras akan kembali inovasi terbaru.
BACA JUGA:Gratis Mulai Hari Ini, Ruas Tol Baru Binjai – Langsa Segmen Stabat – Kuala Bingai
“Semoga di waktu yang akan datang dan hadir kembali membawa inovasi-inovasi ke produk terbaru lainnya, we will comeback soon stronger,” tutupnya.
Melihat kasus seperti inilah yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah sebaiknya dengan cepat mengambil langkah tepat untuk melancarkan pasokan beras agar tidak semakin meroket.
Salah satu cara yang bisa digunakan yakni dengan menambah stok gabah dengan menggenjot produksi padi lebih banyak lagi.
Lalu untuk jangka pendek, Ombudsman memandang agar pemerintah mencabut sementara kebijakan harga eceran tertinggi (HET).
BACA JUGA:MANTAP! PT Bukit Asam Raih Penghargaan Jalankan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Kenaikan harga beras belakangan ini disebut semakin gila-gilaan dan tentunya mengkhawatirkan.
Dikutip dari data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium per tanggal 18 September 2023 memasuki level harga Rp14.560 per kilogram tepatnya naik 0,21 persen dari harga kemarin.
Adapun Perbedaan No.7/2023 menetapkan HET beras premium berkisar Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram tergantung wilayah. *