“Kita akan solid..solid..solid...tongkat ini adalah simbol amanat dari Bung Karno agar kita berjuang untuk bangsa dan negara. Agar kita berjuang untuk kesejahteraan bangsa dan negara,” sambung Puan Maharani.
BACA JUGA:7 Kali Lolos dari Pembunuhan, Bung Karno Miliki Kesaktian 1.000 Jin?
Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pahlawan asal Indonesia. Pangeran Diponegoro pernah menjadi pimpinan perang melawan Belanda pada tahun 1825 hingga 1830.
Pada saat melawan Belanda, Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda. Penangkapan Pangeran Diponegoro ini tentunya bersama tongkat komandonya yang diberi nama Cakra Pangeran Diponegoro.
Dikutip dari unggahan akun Snack Video @rezyng988, 19 Juni 2023, menayangkan wawancara antara Andy F Noya dengan Anies Baswedan di sebuah tayangan televisi.
Dari unggahan tersebut, Andy mengungkapkan, bahwa setelah beratus-ratus tahun lamanya, Pemerintah Belanda tiba-tiba menghubungi Pemerintah Indonesia untuk berniat mengembalikan tongkat pusaka milik Pangeran Diponegoro.
"Ibaratnya tongkat komandonya Pangeran Diponegoro yang dirampas oleh Belanda. Dibawa ke Belanda ketika Pangeran Diponegoro ditangkap," terangnya.
Lalu, Pemerintah Belanda ingin mengembalikan pusaka tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Pada saat itu, Presiden Joko Widodo yang seharusnya menerima tongkat pusaka milik Pangeran Diponegoro.
"Akan tetapi, hari itu anda dianggap menelikung Pak Jokowi, anda yang menerima. Lalu, hal itu menjadi persoalan saat ini," lanjutnya.
Menurut Andy, persoalan tersebut menjadi besar, karena ada kepercayaan di masyarakat Jawa. Bahwa tongkat komando yang pusaka itu, siapapun yang menerima pertama kali dan memegangnya, maka dia punya peluang untuk menjadi pemimpin.
"Ini bisa relatif. Akan tetapi, ini sudah membuat Pak Jokowi tersinggung. Ini ada alasan yang membuat kata orang anda diberhentikan," katanya lagi.
Mendengar pertanyaan dari Andy tersebut, Anies Baswedan lalu mencoba mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi.
Tongkat Komando Bung Karno dipercaya memiliki tuah sakti, melindungi pemiliknya dari marabahaya--
"Saya cerita sedikit. Saya baru bertugas di Kemdikbud sebagai Menteri pada waktu itu. Dari Kedutaan Belanda datang dan menyampaikan bahwa cakra Pangeran Diponegoro akan dikembalikan," paparnya.