Tak tanggung-tanggung, pemerintahan zaman tersebut, membentuk tim ekspedisi sebanyak 50 orang dengan dipimpin oleh Ilmuwan bernama Salah.
Pengkajian tersebut disebutkan dalam buku dari Al Idrisi, seperti dikutip dari channel Datuk Dr Zulfiktri, Khalifah Al Watsiq Billah mengelontorkan dana 5 ribu Dinnar untuk membiayai tim ekspedisi tersebut.
Oleh Sallam, tim dibagi menjadi beberapa kelompok. Selain dibekali dengan uang, tiap tim juga diberikan alat transportasi pada masa itu. Sebanyak 200 keledai dan masing-masing anggota tim diberi sangu uang sebesar 10.000 dinar.
Diperkirakan dengan dana sebesar itu, cukup untuk biaya hidup tim ekspedisi bani Abbasiyah selama 1 tahun.
Demi kelancaran perjalanan, Sang Khalifah memberikan bekal surat jalan kepada tim ekspedisi yang ditujukan Raja Armenia pada saat itu.
Tim ekspedisi berangkat dari kota Sammara atau Irak menuju Armenia. Memasuki perjalanan hari ke 27, tim pimpinan Sallam menemukan daerah yang beraroma tidak sedap.
BACA JUGA:Semarak HUT RI Ke-78, Siswa SDN 79 Palembang Adu Cepat Memasukan Pipet Dalam Botol
Butuh waktu 10 hari untuk bisa melewati wilayah tersebut dan sampai ke wilayah yang juga tidak bertuan. Terdapat gunung yang tinggi dan lembah yang lebat.
Mereka akhirnya menemukan gerbang raksasa yang terbuat dari tiang besi yang kokoh.
Gerbang raksasa itu berada diantara gunung yang lebarnya sekitar 137 meter dengan sisi kiri kanan pegunungan tersebut ada tiang-tiang besi.
Galang-galang besi itu diisi dengan timah panas dan padat. Tempat digantung daun pintu.
Dalam satu kesaksian lain, diungkapkan jika Salah melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah sekitar 150m dan lembah itu ditutup tembok berpintu besi sebesar 50 meter.
Buku karya Al Idris juga menceritakan kebiasaan penduduk setempat selalu memukulkan kunci pintu besi itu sebanyak 3 kali dalam satu hari.
Seusai itu, penduduk akan mendengarkan suara-suara dari balik pintu yang mereka gedor tadi.