Terkait status pelaku sebagai guru ASN, secara spontan Bupati Muratara menegaskan, akan langsung memecat pelaku.
“Langsung pecat. Pedofil itu penyakit. Apa lagi jumlah korbannya banyak,” tegasnya.
Kadinkes Muratara, Tasman mengatakan, jajarannya sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban yang alami infeksi saluran kelamin.
“Sudah dilakukan pemeriksaan. Hasilnya negatif. Lalu kita rujuk ke RSUD Rupit. Ternyata ada indikasi infeksi saluran kemih,” bebernya.
Kasus serupa di Muara Enim. Pelakunya juga oknum guru sekaligus pelatih paskibraka salah satu SMK, MHS (37).
Sudah mendekam dalam sel tahanan Polres Muara Enim. Ditangkap dengan dugaan telah mencabuli lima anak didiknya periode 2019-2021.
Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi SIK MH, melalui Kasat Reskrim AKP Tony Saputra SIK SH mengatakan, penangkapan tersangka pada 20 Juni 2023 lalu di salah satu SD wilayah Banyuasin.
BACA JUGA:Oknum Guru Les Privat di Prabumulih Sodomi Siswa, Tetangga Tak Menyangka Pelaku Dikenal Suka Berbagi
“Dari hasil pemeriksaan tersangka ini posisinya sebagai perempuan,” jelasnya.
Jumlah korbannya terus bertambah. Sudah mencapai 13 orang.
Pencabulan terjadi sejak pelaku masih menjabat sebagai Plt Kepala SD di Banyuasin.
Dia pada 2014-2018 guru honorer SD di Gelumbang. 2018 diangkat jadi PNS.
Lalu, Plt Kepala SD di Banyuasin juga Sabtu Minggu jadi pelatih paskib di SMK di Muara Enim,” katanya.
Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari guru agama dan guru mengaji ke Polres Muara Enim pada 15 Juni 2023.