Panji Gumilang menjadi perhatian publik, setelah menggelar shalat Idul Fitri perempuan dan laki-laki bercampur. Selanjutnya berlanjut dengan berbagai kontraversinya. Hingga masyarakat Indramayu menggelar demontrasi atas kontraversinya itu.
BACA JUGA:Mahfud MD Pastikan Kasus Pidana Panji Gumilang dan Al Zaytun Tak Akan Diambangkan
Sikap anti kritik diakui alumni satri Ponpes Al Zaytun. Dalam program TVOne, Apa Kabar Indonesia Pagi "Ragukan Al Quran, Panji Pancing Amarah", alumni satri Ponpes Al Zaytun, Muhammad Ikhsan mengungkapkan kondisi internal Al Zaytun itu.
"Kalau bicara tentang Al Zaytun itu, tidak ada yang dikasih kesempatan berbicara, berpendapat. Kalau istilah saya itu ngebebek," kata Ikhsan.
Dia menjelaskan maksud ngebebek, yakni ikut saja apa yang paling depan, yakni pimpinan. Sehingga tidak ada yang bisa membantah atau pun kritik.
"Perna tahun 2007-2008 beberapa eksponen atau pejabat diusir dari sana secara paksa keluar dari pesantren karena mengkritisi pimpinan," katanya.
BACA JUGA:Pemerintah Segera Tindak Ponpes Al Zaytun, Mahfud MD: Kita Selamatkan Para Santri
Kejadian pengusiran juga terjadi tahun 2016. Sebanyak 116 orang guru, yang diantaranya, kata Ikhsan ada gurunya saat menjadi santri di Al Zaytun. Ratusan guru ini hendak membuka dugaan penyimpangan dana BOS oleh Panji Gumilang.