Bagaimana Muhammadiyah bisa sebesar dan sekaya raya itu?
Perkembangan Muhammadiyah, yang bermula dari sebuah madrasah sederhana di kampung kecil Kauman, Yogyakarta, sering sekali menjadi bahan riset dan diskusi para intelektual internasional.
Profesor Antropologi sekaligus pengamat Islam asal Boston University Amerika Serikat, Robert Hefner, bahkan pernah mengajukan Muhammadiyah untuk meraih Nobel Perdamaian pada 2019.
Meski gagal, Robert Hefner mengaku tidak pernah menyesal.
Menurutnya, Muhammadiyah menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara yang berhasil menjalankan amal sosial dan amal agamis yang sukses.
Prof Hefner meyakini, negara yang paling berhasil mengembangkan format pendidikan Islam yang terefektif, terkini, dan paling Islami dalam arti modern adalah Indonesia melalui Muhammadiyah.
Dia juga memuji Muhammadiyah yang konsisten dalam menerapkan politik moril, politik yang fair, dan politik yang seimbang dan inklusif.
“Saya kagum Muhammadiyah tidak tergoda oleh politik, tidak seperti Kristen Evangelis di Amerika,” pujinya kepada media.
Sejak awal didirikan KH Ahmad Dahlan 111 tahun lalu, Muhammadiyah dibangun atas semangat sebagai pencerah terhadap umat muslim di Jawa Tengah saat itu, yang masih kental dengan sinkretisme.
Pencampuran budaya lokal dalam nilai-nilai agama.
KH Ahmad Dahlan, sosok kiai di masjid kampung Kauman yang berperawakan kecil namun bermental besar itu, merasa resah dan bertekad ingin membuat perubahan.
BACA JUGA:Anies dan Holywings
KH Ahmad Dahlan kemudian mendirikan madrasah dengan model kurikulum yang progresif, yang memadukan pelajaran agama dengan sains modern. Ini suatu hal yang baru bahkan dianggap tidak lazim pada zaman itu.
KH Ahmad Dahlan juga giat berdakwah termasuk melalui tulisan-tulisannya di media massa.
Muhammadiyah menerbitkan majalah bernama “Soewara Moehammadijah” (disingkat SM) pada 1915. SM ini adalah majalah tertua di Indonesia yang pernah terbit dan tak pernah berhenti terbit hingga kini.
Semangat pembaharuan KH Ahmad Dahlan yang sering dijuluki “Sang Pencerah” ternyata mendapat sambutan luar biasa.