WADUH! Cuaca Ekstrem di India Sebabkan Aspal Meleleh, Yati Narsinghanand Pendeta Hindu India Patut Disalahkan?

Sabtu 29-04-2023,06:11 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Zeri

WADUH! Cuaca Ekstrem di India Sebabkan Aspal Meleleh, Yati Narsinghanand Pendeta Hindu India Patut Disalahkan?

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Negara India saat ini sedang mengalami gelombang panas yang sangat mengerikan. Saking panasnya, hingga menyebabkan aspal di jalanan India meleleh.

Sebenarnya, gelombang panas tak hanya dirasakan oleh warga India, melainkan terjadi pula di sebagian besar negara-negara di Asia, seperti Bangladesh. Cuaca panas ekstrem juga melanda negara lain di Asia, seperti Indonesia, Thailand, China, Jepang, dan Myanmar.

Terkait gelombang panas yang melanda India, sejumlah warganet beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena ulah dari Yati Narsinghanand, seorang pendeta Hindu India yang sempat viral gara-gara ingin merebut Ka'bah.

BACA JUGA:HOT NEWS…Suhu Panas Ekstrem Landa Indonesia, Aspal di India Meleleh, Netizen Kaitkan Willow Project Amerika

"Cuaca ekstrem di India sampai meleleh. Masih ingat dengan Yati Narsinghanand? Pendeta Hindu radikal," seperti ditulis akun Rama Dwi421 di media sosial Helo pada Jumat, 28 April 2023.

Postingan akun @Rama Dwi421 ini mendapatkan beragam komentar dari warganet. Sebagian besar warganer beranggapan bahwa apa yang terjadi di India merupakan azab dari Allah SWT terhadap Yati Narsinghanand.

"Ingin kau rebut lagi kakbah. Ini baru sebagian kecil murka allah," ujar salah seorang warganet.

Warganet lainnya juga menilai bahwa yang terjadi di India adalah azab. Dimana, azab dari Allah SWT ini tidak pandang bulu.

BACA JUGA:KOTA Ini Terdampak Bencana Kekeringan Paling Parah Akibat Efek EL Nino 2023, Berikut Daftarnya..

"Hukuman cas azab tidak pandang bulu," kata warganet lainnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, kondisi yang terjadi sejak pekan lalu ini secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari.

Lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya. *

Kategori :