Menurutnya, ada yang tidak sinkron dengan proses layanan di rumah sakit.
“Kita yang sudah pernah berobat disuruh daftar online. Lalu dapat jam untuk datang,” ungkapnya.
“Memang cepat prosesnya. Tapi yang lama nunggu nama kita dipanggil masuk ke ruangan dokter. Bisa 4-5 jam,” tuturnya.
Seharusnya manajemen rumah sakit bisa melihat kondisi pasien. Kalau memang ramai, bisa tambah dokternya, sehingga pelayanan bisa cepat.
“Kadang saya kasihan, lihat pasien yang duduk di kursi roda atau terbaring di bed, menunggu nama mereka dipanggil. Sedangkan selama menunggu harus menahan sakit,” ungkap Odi.
Terkadang dia heran ada pasien baru datang, tapi tak lama kemudian langsung dipanggil.
“Karena tidak ada nomor antrean, jadi kita tidak tahu. Tapi harusnya ini jadi perhatian rumah sakit,” sarannya.
“Kita ini walau di rumah sakit tidak bayar cash. Tapi kan tiap bulan bayar iuran BPJS,” tegasnya.
Dia berharap, dua kasus dan keluhan masyarakat yang terjadi belakangan bisa jadi bahan instrospeksi semua manajemen rumah sakit.
“Kalau sebenarnya pelayanan yang diberikan tidak baik-baik saja. Rumah sakit jangan marah, terima masukan karena itu demi kebaikan,” katanya.
“Artinya, masyarakat masih peduli dengan rumah sakit yang dikeluhkan,” cetusnya.