MURATARA, SUMEKS.CO - Cerita legenda suku anak dalam diungkap. Atas maraknya kasus kawin cerai berkali-kali di kabupaten Muratara, provinsi Sumatera Selatan.
Kawin cerai ini bikin prihatin di Muratara, bahkan kasus Poliandri dan kawin cerai ada sampai 8 kali.
Salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya, mengaku di beragam kisah lagenda dan fakta sejarah berkembang di Muratara.
Ada salah satu cerita yang cukup fenomenal, seperti cerita ratu suku anak dalam.
BACA JUGA:Legenda Antu Banyu Masyarakat Sumsel, Warga Masih Mempercayainya
BACA JUGA:Selain Legenda Bagus Kuning, Plaju juga Menyimpan Mitos yang Bikin Merinding
Namanya Tapak Intan. Yang digambarkan memiliki sosok rupawan tinggal di pedalaman hutan dan melahirkan beragam keturunan kelompok warga yang kini menetap di Muratara.
"Tapak intan itu banyak lakinyo (Poliandri, red), makonyo banyak keturunanyo di Muratara. Zaman dulu itu idak ado KUA, jadi masuk hutan ketemu cewek belagak langsung kawin, agek masuk lanang lagi, kawin lagi," ujarnya.
Menurutnya, tempo dulu belum ada aturan resmi, baik sebagai bangsa bernegara maupun agama terkait soal pernikahan yang masuk ke tatanan suku lokal di wilayah ini.
"Jadinyo dak jelas status perkawinan itu seperti apa zaman dulu, beda dengan jaman sekarang," timpalnya.
BACA JUGA:Legenda Antu Banyu Masyarakat Sumsel, Warga Masih Mempercayainya
BACA JUGA:Selain Legenda Bagus Kuning, Plaju juga Menyimpan Mitos yang Bikin Merinding
Seperti diberitakan, marak kasus kawin cerai berkali-kali di Muratara.
Kasus ini bikin prihatin banyak pihak. Temuan kasus Poliandri dan kawin cerai ada sampai 8 kali.
Ini yang menjadi keprihatinan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Muratara, provinsi Sumatera Selatan.