BACA JUGA:Stadion Kamboja tak Terawat, Pemkot Palembang Butuh Bantuan
Dimana, Pemkab Muba juga mendorong percepatan intenet masuk desa agar siswa bisa sekolah dan belajar dari rumah.
"Kami pun terus membangun dan penguatkan jaringan. Tidak hanya di pusat kota Sekayu tetapi juga pelosok, perairan bahkan daerah tak sentuh," jelasnya.
Lalan yang daerah perairan itu dianggapnya menjadi lokasi tersebut. Sebab, selain harus melalui jalur darat dulu. Jalannya rusak. Tanah merah. Untuk mencapai lagi perumahan penduduk harus naik speedboat lagi selama 4 jam. Menyeberangnya juga tidak mudah.
Harus melihat cuaca. Sebab saat hujan deras dan ombak tinggi. Maka tidak disarankan untuk berangkat.
"Saat naik speedboat ke Lalan biasanya ada ratusan buaya berkumpul lagi berjemur di sepanjang sungai. Bisa dibayangkan kalau speedboat terbalik," ucap dia.
BACA JUGA:BMKG Juanda Jelaskan Fenomena Solstis, Masyarakat tak Perlu Khawatir
Tapi, Syahril tak gentar. Dia harus melaluinya. Demi membangun jaringan dan Bisnis disana. Alhasil, apa yang dilakukan berbuah manis. Total di Muba sudah ada 120 tower terpasang.
Itu ditambah lagi 25 tower pada tahun ini. Nah, 2023 ditambah 37 tower lagi.
“IOH bisa menjangkau 100 persen. Termasuklah di Lalan yang daerah perairan itu dengan sebanyak 120 ribu pelanggan aktif,” katanya.
Sejak adanya penambahan jaringan ini. Ikilm digital disana tercipta. Akses internet tanpa batas dirasakan. Itu nyata. Seperti diungkap Deby. Warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Lalan. Sebelum IOH masuk. Mereka harus jalan sekitar 4 kilomter ke balai kota. Demi mencari sinyal.
BACA JUGA:Selalu Warnai Malam Tahun Baru, Ternyata Ada 10 Jenis Kembang Api
“Memang menggunakan motor tetapi tetap butuh biaya lagi. Kalau nelpon penting harus ke balai desa untuk dapat sinyal sebab masuk ke pemukiman sinyal hilang lagi," jelasnya.
Namun, katanya sejauh dua tahun ini. Daerahnya yang termasuk dalam kategori 3 T (Terdepan, terluar, dan tertinggal) kini sudah mengakses sinyal komunikasi. “Itu berkat kehadiran Indosat IOH. Jadi, warga tidak lagi terisolir lagi,” katanya.
Wargapun melek internet. Mereka sudah terbiasa mengakses digitall. Ada yang memanfaatkannya untuk belajar. Ada yang memanfaatkannya untuk jual beli online.”Tapi ada juga yang cuma untuk nonton video saja,” katanya tersenyum.
Tapi dia sangat bersyukur. Sejak itulah transaksi digital disitu hidup. Semua serba mudah. Jangankan untuk komunikasi. Ada juga yang sudah biasa bayar membayar dengan digital banking. “Kalau mau ke ATM kan susah. Jadi, warga praktis dengan smartphone yang sinyalnya sudah lancar dari IOH,” bebernya.