SUMEKS.CO, SEKAYU- Pengendalian inflasi tahun 2022 menjadi prioritas Pemkab Muba bersama stakeholder agar tak berpengaruh signifikan di Bumi Serasan Sekate.
Hal ini diketahui saat Pj Bupati Muba Drs Apriyadi MSi mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2022 secara virtual bertempat di Ruang Rapat Bupati, Kamis (18/8/2022).
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Muba H Musni Wijaya SSos MSi, Kepala BPS Kabupaten Muba Trio Wira Dharma SST MM, Kepala Dinas Ketahanan Pangan H Ali Badri ST MT, Kepala Dinas TPHP Muba Ir A Thamrin, Kepala BPKAD Muba H Zabidi SE MM, Kepala Disperindag Kabupaten Muba Azizah SSos MT, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Kabupaten Muba Ir Zulfakar MSi, Kabag Kerjasama Setda Muba Dicky Meiriando SSTP MH, Kabag Perekonomian Setda Muba Muhamad Aswin SSTP MM serta perwakilan Kepala Bappeda Muba dan BP2RD Muba.
BACA JUGA:Lomba Bidar di Sungai Komering Diikuti 20 Tim, HUT Ke-77 Republik Indonesia
"Muba telah menyiapkan skenario untuk penanganan inflasi dengan melibatkan berbagai stakeholder. Termasuk menggencarkan program kemandirian pangan yang di inisiasi pak Gubernur Herman Deru yang diyakini ampuh dalam pengendalian inflasi di daerah," ucap Apriyadi.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat membuka sambutannya menyampaikan kepada para menteri agar tidak bekerja secara standar. Menurut Jokowi kondisi saat ini dinilai tidak normal.
"Oleh sebab itu kita tidak boleh bekerja standar, enggak bisa lagi. Karena keadaannya tidak normal. Kita tidak boleh bekerja rutinitas karena memang keadaannya tidak normal, tidak bisa kita memakai standar-standar baku, standar-standar pakem, ga bisa," tegas Jokowi.
Jokowi meminta para menteri dan kepala daerah agar tidak bekerja sesuai rutinitas. Namun, juga harus memperhatikan faktor makro dan mikronya.
BACA JUGA:Peringati HUT Kemerdekaan RI, Kanwil Kemenkum HAM Gelar Lomba Tradisional
"Para menteri, gubernur, bupati, wali kota juga sama, gak bisa lagi kita bekerja rutinitas, engga bisa. Bekerja hanya melihat makronya saja engga bisa, gak akan jalan, percaya saya. Makro dilihat, mikro dilihat lebih lagi harus detil juga dilihat lewat angka-angka dan data-data karena memang keadaannya tidak normal," kata Jokowi.
Jokowi juga menekankan kembali bahwa saat ini Indonesia dan negara lainnya berada dalam situasi yang tidak mudah dan dinilai sangat sulit.
"Dimulai dari pandemi yang belum pulih dan beberapa negara saat ini masih berada pada angka yang tinggi kemudian muncul perang, muncul krisis pangan, muncul krisis energi, muncul krisis keuangan, inilah yang saya bilang tadi keadaan yang sangat sulit," tandasnya. (Tjk)