Ini Sosok Alexander Zwiers, Direktur Teknik Baru PSSI dengan Rekam Jejak Dunia

Ini Sosok  Alexander Zwiers, Direktur Teknik Baru PSSI dengan Rekam Jejak Dunia

Erick Thohir umumkan Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik PSSI. Berpengalaman global, siap kembangkan akademi dan Timnas Indonesia.--

Reformasi ini menghasilkan banyak pelatih berkualitas yang mampu mengembangkan talenta lokal di berbagai level.

Sebelum berkarier di Yordania, pria kelahiran 15 Juni 1975 itu telah mengemban berbagai posisi strategis di sejumlah klub dan federasi.

Alexander Zwiers pernah bekerja untuk FC Groningen di Belanda, mengembangkan akademi di Qatar dan Arab Saudi, serta berkolaborasi dengan legenda sepak bola Johan Cruyff di klub Chivas Guadalajara, Meksiko.

Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Akademi di Al Wahda FC, Abu Dhabi, serta memegang peran teknis di Al Shabab Dubai dan FC Kairat Kazakhstan. 

Pengalaman lintas benua ini menjadikannya sosok dengan pemahaman luas tentang pengembangan sepak bola usia muda, sistem kepelatihan, serta filosofi permainan modern.

Fokus pada Pengembangan Sepak Bola Indonesia. Dalam sambutannya, Alexander Zwiers mengaku merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan PSSI.

BACA JUGA:Sriwijaya FC Kena Denda Lagi, Hallo Direktur Teknik dan Sekretaris Laskar Wongkito?

BACA JUGA:Arhan Resmi Gugat Cerai Azizah Salsha, Kini Jarang Masuk Squad Garuda di Era Patrick Kluivert

“Prioritas saya adalah menyiapkan struktur yang jelas untuk piramida sepak bola dan mengeksekusi rencana tersebut agar sepak bola Indonesia dapat terus berkembang secara konsisten,” kata Zwiers.

Zwiers menekankan pentingnya kesinambungan dalam pembangunan sepak bola. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dengan jumlah pemain muda yang melimpah, namun membutuhkan sistem yang terintegrasi dari tingkat akar rumput hingga Tim Nasional.

PSSI berharap penunjukan ini tidak hanya memperkuat Tim Nasional, tetapi juga membuka jalan bagi pembinaan berkelanjutan di semua lini.

Erick menegaskan, Alexander Zwiers akan berperan penting dalam:

-Pembinaan pemain muda melalui akademi dan program grassroots.

-Pengembangan sepak bola putri agar lebih kompetitif di tingkat Asia.

-Reformasi pendidikan kepelatihan dengan standar internasional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait