Dugaan Lemahnya Pengawasan Internal Auto 2000 Mencuat Pada Sidang Vonis Pidana Pelaku Penggelapan Uang Rp15 M

Dugaan Lemahnya Pengawasan Internal Auto 2000 Mencuat Pada Sidang Vonis Pidana Pelaku Penggelapan Uang Rp15 M

Dugaan Lemahnya Pengawasan Internal Auto 2000 Mencuat Pada Sidang Vonis Pidana Pelaku Penggelapan Uang Rp15 miliar lebih--

BACA JUGA:Kuasa Hukum Korban Penggelapan Uang Perusahaan Rp1,3 Miliar Minta Terdakwa Dihukum Lebih Berat dari Tuntutan

Usai putusan dibacakan, baik terdakwa maupun jaksa kompak menyatakan pikir-pikir selama tujuh hari sebelum menentukan sikap terima atau banding.

Dari hasil audit sebagaimana dakwaan jaksa terungkap, bahwa Eko berhasil menguasai lebih dari Rp4,7 miliar, sementara Victor menikmati sekitar Rp950 juta.


Terbukti gelapkan uang Rp15,2 miliar bukti adanya dugaan lemahnya pengawasan internal dealer Auto 2000--

Dana hasil kejahatan tersebut dipakai untuk berbagai kepentingan pribadi, mulai dari membangun gudang, memperbaiki kantor, membayar hutang aksesoris, hingga kebutuhan hidup sehari-hari.

Kendati pelaku sudah divonis, publik menilai kasus ini bukan sekadar soal kejahatan dua orang karyawan.

Lebih jauh, kasus ini membuka kelemahan serius dalam pengelolaan perusahaan sebesar Auto 2000. 

Dengan jaringan cabang luas di hampir seluruh daerah, lemahnya pengawasan internal dinilai berpotensi memunculkan kasus serupa di cabang lain bila tidak segera dibenahi.

Pihak Auto 2000 seharusnya tidak hanya menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada aparat penegak hukum, untuk menghukum pelaku.

Melainkan juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme audit, manajemen keuangan, hingga prosedur operasional standar yang ada. 

Kasus seperti ini seharusnya, bisa terdeteksi sejak dini bila perusahaan memiliki kontrol yang ketat dan berlapis.

Kini, nama besar Auto 2000 yang selama ini dikenal sebagai dealer resmi Toyota terbesar di Palembang ikut tercoreng.

Skandal ini bukan hanya meninggalkan catatan kelam dalam sejarah perusahaan, tetapi juga bisa mengurangi tingkat kepercayaan konsumen terhadap brand yang selama ini identik dengan kredibilitas dan profesionalitas.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: