Pulau Kemaro: Wisata Sejarah, Jejak Cinta Dua Negeri dan Benteng Abadi di Tengah Sungai Musi

Pulau Kemaro: Wisata Sejarah, Jejak Cinta Dua Negeri dan Benteng Abadi di Tengah Sungai Musi

Tak hanya indah, tapi juga penuh makna. Inilah pusat kisah cinta dua negeri yang hidup abadi di Pulau Kemaro--

SUMEKS.CO - Pulau Kemaro tak hanya terkenal karena pagoda ikoniknya, tetapi juga wisata sejarah  legenda cinta lintas budaya yang melekat kuat. 

Terletak di tengah Sungai Musi Palembang, wisata Pulau Kemaro ini jadi simbol harmoni dan daya tarik wisata budaya khas Palembang.

Membelah aliran Sungai Musi, berdiri Pulau Kemaro simbol benteng abadi yang menyimpan jejak kisah cinta dua negeri. 

Legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah masih bergema di antara pepohonan, membawa nuansa romantis dan misteri bagi siapa pun yang berkunjung.

BACA JUGA:Jelang Cap Go Meh Ramai Warga ke Pulau Kemarau Lewat Jembatan Tongkang, 6 Unit Terpasang Panjang 180 Meter

BACA JUGA:Kolaborasi Budaya dalam Pementasan 'Cinto Pulau Kemarau': Mahasiswa Bina Darma Tampilkan Kisah Cinta Dua Dunia

Daya tarik utama Pulau Kemaro tidak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada kekayaan budaya dan sejarah yang berpadu harmonis. 

“Kemaro,” yang berarti kemarau atau kering. Nama ini menyimpan makna mendalam sekaligus menjadi simbol keteguhan pulau ini di tengah derasnya arus zaman.

Pulau ini dikenal sebagai pusat budaya Tionghoa di Kota Palembang. 

Pada pulau ini berdiri megah Pagoda berlantai sembilan yang menjadi ikon pulau, lengkap dengan Klenteng Hok Tjing Rio, Kuil Buddha, dan berbagai tempat sakral bagi umat Tridharma. 

BACA JUGA:Fantastis, Jembatan Terowongan Dalam Air Belah Sungai Musi Terobos Pulau Kemarau, Terpanjang di Indonesia

BACA JUGA:Rusak Wisata Palembang, Pemalak Berkedok Pengamen Merajalela Tak Dikasih Uang Maksa

Setiap tahun, ribuan wisatawan dan peziarah datang terutama saat perayaan Cap Go Meh untuk menyaksikan ritual keagamaan yang penuh warna dan keindahan spiritual.

Legenda ini bukan hanya memperkuat hubungan emosional antara masyarakat Tionghoa dan Palembang, tetapi juga menegaskan bahwa pulau ini adalah tempat pertemuan dua budaya besar yang pernah berjaya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait