Dirjen Haji Minta Maaf, Ini Penjelasan Tentang Jemaah Haji Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina

Tampak ribuan jemaah haji jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina--
BACA JUGA:Kemenag Pastikan Mobilisasi Jemaah Indonesia di Muzdalifah Selesai Tetap Waktu
Sebagian jemaah yang tiba lebih awal memanfaatkan waktu untuk beristirahat, sementara tim petugas melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada jemaah yang belum mendapatkan tempat.
"Kami tidak ingin mengganggu jemaah yang sudah terlanjur istirahat, tapi proses pendataan terus berjalan. Kami memastikan semua jemaah bisa mendapatkan hak mereka, terutama terkait konsumsi dan tempat tinggal," ujarnya.
Sebagai langkah tambahan, pemerintah Indonesia juga memfasilitasi proses tanazul (pemulangan lebih awal dari Mina ke hotel) dan taraddudi (pengaturan ulang transportasi), terutama bagi jemaah lansia dan rentan. Pendataan dilakukan agar jemaah haji tetap mendapatkan layanan konsumsi dan akomodasi secara optimal.
"Kami pastikan jemaah yang memilih tanazul tetap mendapatkan hak-haknya. Proses ini juga menjadi bagian dari upaya kita agar pergerakan jemaah tetap tertib dan nyaman," ujar Hilman.
Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah juga memberikan dukungan langsung dalam penanganan situasi ini.
Tim dari Arab Saudi yang dipimpin oleh Iad bin Ahmad Rahmini ikut terjun langsung melakukan asistensi dan membantu menyusun skenario darurat sejak dari wukuf di Arafah hingga melointar jumrah di Mina.
"Kami sangat berterima kasih atas kerja sama dan respon cepat dari otoritas Saudi yang langsung menurunkan tim untuk membantu kita mengelola pergerakan ini. Mitigasi bersama ini menjadi kunci keberhasilan kita menghadapi situasi darurat ini," ungkap Hilman.
Di akhir pernyataannya, Hilman menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jemaah haji Indonesia atas ketidaknyamanan yang terjadi selama proses pergerakan dari Muzdalifah ke Mina.
BACA JUGA:Malam Ini Jamaah Haji Asal OKI Mabit di Muzdalifah
Hilman berharap seluruh jemaah tetap fokus menjalankan ibadah, termasuk lontar jumrah dan nafar, serta tetap menjaga kesehatan agar seluruh rangkaian haji dapat diselesaikan dengan baik.
"Atas nama seluruh petugas haji Indonesia, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami terus berupaya agar semua berjalan lancar, dan semoga semua jemaah bisa meraih predikat haji mabrur. Amin," tutupnya.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya antisipasi dan koordinasi lintas negara dalam penyelenggaraan ibadah haji, khususnya dalam fase-fase kritis seperti pergerakan jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Dengan kerja sama erat antara Indonesia dan Arab Saudi, diharapkan ke depan skenario darurat bisa ditangani lebih cepat, sehingga kenyamanan dan keselamatan jemaah tetap menjadi prioritas utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: