Calon Jemaah Haji Gagal Berangkat, Pesawat Yemenia Pengangkut Jemaah di Bandara Sanaa Dihantam Rudal Israel

Serangan rudal Israel hancurkan pesawat Yemenia Airways di Bandara Sanaa, Yaman. Pesawat itu dijadwalkan angkut jemaah haji menuju Arab Saudi.--
Ia juga menuding Iran sebagai dalang utama di balik agresi Houthi.
BACA JUGA:BIADAB, Tentara Israel Serang Pers yang Meliput Bertugas di Jenin
BACA JUGA:Israel Serang Warga Palestina yang Sedang Shalat Subuh di Masjid Al Aqsa
“Houthi hanyalah gejala. Aktor utamanya adalah Iran, yang terus menebar destabilitas regional,” ujarnya.
Houthi Tegaskan Dukungan untuk Palestina. Sebagai pihak yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, kelompok pemberontak Houthi mengecam serangan tersebut.
Pemimpin mereka, Abdul-Malik Al Houthi, menyebut bahwa agresi Israel adalah bentuk tekanan terhadap solidaritas Houthi terhadap rakyat Gaza dan Palestina.
“Serangan Israel tidak akan menggoyahkan komitmen kami terhadap rakyat Palestina. Musuh Israel sedang mencoba membangkitkan kembali ketakutan setelah gagal dalam agresi Amerika,” kata Al Houthi dalam pernyataan tertulis.
Bandara Internasional Sanaa selama ini menjadi titik vital bagi bantuan kemanusiaan dan perjalanan terbatas warga sipil.
Selama konflik berkecamuk, hanya pesawat-pesawat milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diperbolehkan beroperasi dari bandara ini.
Namun, serangan udara Israel pada Rabu lalu telah menghancurkan satu-satunya pesawat sipil yang tersisa, Yemenia Airways. Dan membuat layanan penerbangan komersial kembali lumpuh total.
Al Masirah TV, media yang berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa total empat rudal menghantam bandara, merusak infrastruktur penting termasuk landasan pacu.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Desak Israel Akui Palestina dalam Pertemuan dengan Presiden Prancis Macron
BACA JUGA:3 Efek Berita Pesawat Militer China Menerobos Blokade Israel Kasih Bantuan ke Gaza
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, memperingatkan bahwa meningkatnya bentrokan antara Israel dan Houthi berisiko memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah di Yaman.
“Yaman tidak mampu menanggung eskalasi militer lebih lanjut. Ini bukan hanya masalah regional, tapi juga bencana kemanusiaan global yang harus segera dihentikan,” ujar Grundberg.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: