Bahaya Latte Factor: Pengeluaran Kecil yang Diam-diam Merenggut Masa Depan Gen Z

Bahaya Latte Factor: Pengeluaran Kecil yang Diam-diam Merenggut Masa Depan Gen Z

Pengeluaran kecil bisa bikin miskin Gen Z dimasa datang.-foto:dok sumeksco-

Menurut laporan McKinsey, gaya hidup digital, tekanan media sosial, dan budaya FOMO (Fear of Missing Out) membuat generasi ini lebih sering terjebak dalam pengeluaran kecil yang tidak terencana.

Contoh nyata adalah kebiasaan membeli kopi premium seharga Rp30.000 hingga Rp50.000 setiap hari. Jika dilakukan selama setahun, totalnya bisa mencapai Rp10 juta lebih. 

Jumlah ini cukup untuk memulai investasi atau menambah dana darurat.

BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Istilah hingga Ciri 'Throning' di Kalangan Gen Z Sepanjang Tahun 2024

BACA JUGA:Rekomendasi Gen Z Hotel Bintang 4 di Palembang yang Instagramable Buat Liburan Akhir Tahun

Kebiasaan kecil ini seringkali tidak disadari karena dianggap "kesenangan sementara". 

Namun, ketika dihadapkan pada kebutuhan besar, seperti membeli rumah atau membayar pendidikan, pengeluaran kecil ini bisa menjadi penghalang besar.

Dampak dari Latte Factor tidak hanya terasa pada aspek finansial, tetapi juga pada peluang hidup yang terlewatkan. 

Menurut studi oleh National Endowment for Financial Education (NEFE), 73% generasi muda mengalami stres finansial akibat kurangnya tabungan.

BACA JUGA:Rasakan Gaya Hidup Mewah, 5 Keuntungan Eksklusif Bagi Nasabah Prioritas BRI

BACA JUGA:5 Rekomendasi Smartband Terbaik, Stylish dan Mendukung Gaya Hidup Sehat

Sebagai ilustrasi, menghemat Rp50.000 per hari dari kebiasaan membeli kopi dapat menghasilkan tabungan sebesar Rp18 juta dalam setahun. 

Dalam lima tahun, jumlah ini bisa mencapai Rp90 juta, cukup untuk membeli kendaraan atau modal usaha.

Latte Factor mungkin terdengar sepele, tetapi dampaknya nyata. 

Dengan memahami dan mengelola kebiasaan kecil ini, Gen Z dapat membangun masa depan finansial yang lebih stabil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: