Prasasti Kantor Ledeng Palembang Sekian Lama Tertutup, Setiap Kali Pergantian Cat Tukang Pastinya Tidak Tahu

Prasasti Kantor Ledeng Palembang Sekian Lama Tertutup, Setiap Kali Pergantian Cat Tukang Pastinya Tidak Tahu

Prasasti kantor ledeng Palembang sekian lama tertutup setiap kali pergantian cat tukang pastinya tidak tahu. foto: Vebri Al Lintani --

Kita bersyukur pada hari ini dan terima kasih kepada Pak Damenta atau pak Ucok sebagai Pj Walikota Palembang, meski dalam beberapa bulan dan mau diganti lagi, telah meninggalkan jejek yang benar, yang tepat.

Semoga ini bisa diteruskan oleh walikota yang terpilih nantinya.

Saya Vebri Al Lintani, Ketua aliansi masyarakat peduli cagar budaya.

Prasasti yang dinyatakan hilang ternyata masih ada dibalik cat tembok, di dinding disisi kanan kantor ledeng Palembang yang dibangun pada 1931 ini. 

BACA JUGA:Tahukah Anda Biaya Pembangunan Kantor Walikota Palembang? Konon Setara 1 Ton Emas

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Ingatkan Warga Desa Tanjung Raman untuk Menjaga Prasasti Bersejarah 

Terbongkarnya prasasti yang tersimpan ini berkat inisiatif Pj Wako Dr Abdulrauf Damenta yang berinisiatif membuat office muzeum di kantor ledeng zaman Belanda dan digunakan sebagai kantor Wali Kota Palembang ini. 

Office Muzeum "Kantor Ledeng" di jalan Merdeka yang sekarang digunakan kantor Wali Kota Palembang. 

Malam ini finishing dan tinggal menunggu peresmian oleh Pj. Dr Abdulrauf  Damenta. 

Office Muzeum ini dirancang dan dikerjakan oleh kawan kawan dari Pusat Kajian Sejarah Sumsel dan Kobar 9

BACA JUGA:Tahukah Anda Biaya Pembangunan Kantor Walikota Palembang? Konon Setara 1 Ton Emas

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Ingatkan Warga Desa Tanjung Raman untuk Menjaga Prasasti Bersejarah 

“Luar biasa Pj walikota Palembang Ucok Abdurauf Darmenta,” komentar akun @Amanda Maida Lamhati.

“Wowh... Ternyato pas di zaman Pak Damenta... Prasasti luar biaso ini ditemukan... Benar, caknyo di zaman Jepang itu di semen,” komentar pemilik akun Dedi Irwanto.

“Harus dan wajib ada leader yg peduli untuk mengungkap, melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan untuk kesejahteraan masyarakatnya,” saran Mario Andramartik II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: