BRI Kurangi Jumlah Kantor Demi Akselerasi Inklusi Keuangan dan Sharing Economy Melalui AgenBRILink

BRI Kurangi Jumlah Kantor Demi Akselerasi Inklusi Keuangan dan Sharing Economy Melalui AgenBRILink

Dengan mengurangi jumlah kantor fisik dan memperluas jaringan agen, BRI berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang lebih dekat dengan masyarakat.--

Konsep AgenBRILink ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengalaman yang hampir sama dengan layanan kantor cabang BRI.

Agen-agen tersebut dapat berupa warung, toko kelontong, dan tempat usaha kecil lainnya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

BACA JUGA:Kehadiran Agen BRILink Dorong Perekonomian Hingga ke Pelosok Negeri

BACA JUGA:BRI Danareksa Sekuritas Raih Juara Pertama dalam Kompetisi Pembukaan Rekening Efek Terbanyak di IPM 2024

“Tujuannya adalah agar layanan BRI dapat menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah, terutama di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan formal,” tambahnya.

Jumlah AgenBRILink terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun ini saja, jumlah agen sudah mencapai 1,022 juta di seluruh Indonesia, meningkat drastis dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya sekitar 75 ribu agen.

Langkah ini menunjukkan bahwa strategi BRI dalam memberdayakan agen sebagai ujung tombak layanan perbankan telah berhasil.

Dari sisi bisnis, keberadaan AgenBRILink juga memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan BRI. Pada tahun lalu, BRI meraup fee sebesar Rp1,5 triliun dari transaksi melalui AgenBRILink. Namun, agen-agen yang bermitra dengan BRI justru mendapatkan porsi fee yang lebih besar.

BACA JUGA:Dewan Pers Apresiasi Program BRI Fellowship Journalism 2025, Tingkatkan Kompetensi Jurnalis Indonesia

BACA JUGA:BRI Perluas Akses Layanan Perbankan di Pelosok Desa Melalui Agen BRILink

“Agen menerima sekitar dua kali lipat dari fee yang diterima BRI, yaitu sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun. Ini membuktikan bahwa kemitraan dengan agen memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat,” kata Sunarso.

Transaksi melalui AgenBRILink terus meningkat, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada layanan fisik yang mudah diakses. Pada tahun 2023, volume transaksi mencapai Rp1.427 triliun, sementara hingga September 2024 saja, volume transaksi sudah mencapai Rp1.170 triliun.

Keputusan BRI untuk mengurangi jumlah kantor fisik demi memperkuat jaringan AgenBRILink bukanlah sekadar efisiensi biaya, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan sharing economy di masyarakat.

Dengan memberdayakan warung-warung sebagai agen, BRI tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga membantu menggerakkan ekonomi lokal.

BACA JUGA:Kemudahan Top Up Diamond Mobile Legends Lewat Aplikasi BRImo Makin Diminati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: