Muara Enim Sukses Kendalikan Inflasi, Turun Menjadi 2,17 Persen

Muara Enim Sukses Kendalikan Inflasi, Turun Menjadi 2,17 Persen

RAPAT : Rapat Tingkat Tinggi dan Penguatan Kapasitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Sumatera Selatan, di Auditorium Graha Bina Praja Kantor Gubernur Sumsel.--

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan operasi pasar murah dan gerakan pangan murah yang diterapkan di Muara Enim berkontribusi positif dalam mengendalikan kenaikan harga di wilayah tersebut.

Penurunan inflasi di Kabupaten Muara Enim didorong oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi atau penurunan harga, antara lain beras, cabai merah, kopi bubuk, ikan, dan tempe.

BACA JUGA:Fantastis! Harta Kekayaan 5 Kandidat Calon Gubernur Sumsel 2024 Berdasarkan LHKPN, Nilainya Bikin Melongo

BACA JUGA:GO GLOBAL: Mitra Binaan Pusri Meraih Sukses di Indonesian Festival Copenhagen 2024

Sementara itu, komoditas seperti bawang merah, bawang putih, tomat, dan daging ayam masih mengalami kenaikan harga atau inflasi dalam kisaran 0,06 hingga 0,22 persen.

Analisis ini menunjukkan bahwa stabilisasi harga komoditas strategis seperti beras dan bahan pangan pokok lainnya sangat penting dalam upaya mengendalikan inflasi di tingkat lokal.

Peringkat inflasi Kabupaten Muara Enim yang berada di posisi ke-104 dari 150 kabupaten/kota yang didata menunjukkan bahwa Kabupaten Muara Enim berhasil menjaga tingkat inflasi relatif stabil dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.

Hal ini mencerminkan efektivitas dari kebijakan dan langkah-langkah yang diterapkan oleh Pemkab Muara Enim dalam mengendalikan kenaikan harga barang dan bahan pokok.

BACA JUGA:PT SBS bersama Masyarakat Gotong Royong Jumat Bersih di Lawang Kidul

BACA JUGA:Rekonstruksi Novi, Anak Mantu Bunuh Mertua di Kendari Tampil Modis Saat Gelar Kasusnya Dikecam Keluarga Korban

Dengan demikian, upaya seperti operasi pasar murah dan gerakan pangan murah telah memberikan dampak positif dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal.

Penurunan angka inflasi Kabupaten Muara Enim dari 6,31% pada Januari lalu menjadi 2,17% per-Juni 2024, serta peringkat yang meningkat dari ke-4 menjadi ke-104 dari 150 kabupaten/kota yang didata, secara signifikan menunjukkan tren positif dalam pengendalian inflasi di daerah tersebut.

Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis seperti operasi pasar murah dan gerakan pangan murah telah berhasil mengurangi tekanan inflasi secara substansial dalam beberapa bulan terakhir.

Langkah-langkah ini tidak hanya berdampak positif bagi stabilitas ekonomi lokal, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

BACA JUGA:Membangun Sinergi, Kalapas Narkotika Muara Beliti Hadiri Pisah Sambut Dandim Lubuklinggau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: