Jerman Dominan Babak 1 Sudah Unggul 3-0 Atas Skotlandia, Babak 2 Tartan Army Hanya 10 Pemain

Jerman Dominan Babak 1 Sudah Unggul 3-0 Atas Skotlandia, Babak 2 Tartan Army Hanya 10 Pemain

Jerman dominan babak 1 sudah unggul 3-0 atas Skotlandia, babak 2 Tartan Army hanya 10 pemain. foto: @euro2024/sumeks.co.--

Sebanyak 17 persen responden menyatakan mereka menyukainya, tetapi 21 persen di antaranya mengatakan mereka lebih suka melihat lebih banyak ”pemain kulit putih” bermain untuk tim nasional.

BACA JUGA:Ronaldo Pastikan Timnya Lolos Final Euro 2024 di Jerman, Portugal Tak Kebobolan di Bawah Roberto Martinez 

BACA JUGA:Aaron Ramsey Gagal Penalti, Eintracht Frankfurt Juara Liga Europa

Pelatih Jerman Julian Nagelsmann menyatakan kemarahannya begitu hasil jajak pendapat itu dirilis. 

”Kami bermain di Euro untuk semua orang di negara ini. Saya harap saya tidak perlu lagi membaca apa pun tentang jajak pendapat itu,” kata Nagelsmann dikutip dari BBC.

Nagelsmann, juga bek Jerman Joshua Kimmich, mengaku tak habis pikir mengapa lembaga penyiaran itu menyertakan pertanyaan tersebut dalam jajak pendapat mereka. 

BACA JUGA:Ronaldo Pastikan Timnya Lolos Final Euro 2024 di Jerman, Portugal Tak Kebobolan di Bawah Roberto Martinez 

BACA JUGA:Aaron Ramsey Gagal Penalti, Eintracht Frankfurt Juara Liga Europa

”Saat kamu tahu bahwa kita akan menjadi tuan rumah Piala Eropa, sungguh absurd untuk menanyakan hal tersebut saat tujuan kita adalah menyatukan seluruh negara,” tutur Kimmich.

Pemain yang pernah mendapat tuduhan tak berdasar itu adalah Mesut Oezil yang berperan besar saat Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 di Brasil. 

Pemain keturunan Turki yang terkenal dengan kreativitas permainannya itu sempat mengeluhkan adanya perlakuan tersebut.

BACA JUGA:Ronaldo Pastikan Timnya Lolos Final Euro 2024 di Jerman, Portugal Tak Kebobolan di Bawah Roberto Martinez 

BACA JUGA:Aaron Ramsey Gagal Penalti, Eintracht Frankfurt Juara Liga Europa

Oezil menjadi kambing hitam saat Jerman tersingkir pada babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. 

Ia menjadi target pelecehan rasis. Presiden federasi sepak bola Jerman saat itu, Reinhard Grindel, belakangan menyesal karena tidak memberikan dukungan lebih kepada Oezil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: