Ramai-ramai Negara di Eropa Akui Palestina Resmi Sebagai Negara Berdaulat, Israel Marah Besar

Ramai-ramai Negara di Eropa Akui Palestina Resmi Sebagai Negara Berdaulat, Israel Marah Besar

PM Norwegia, Irlandia dan Spanyol akui negara Palestina. @aljazeera/sumeks.co. --

BACA JUGA:Jaksa ICC Tetapkan PM Israel Benjamin Netanyahu Buron Kasus Kejahatan Perang Bersama Menteri Pertahanannya  

Sementara itu PM Irlandia Simon Harris memberi keterangan di Dublin. Menurutnya Irlandia memuji hari ini, menyebut pengakuan Palestina sebagai "hari bersejarah dan penting bagi Irlandia dan Palestina".

Di sisi lain, keputusan tiga negara itu dikecam Israel. Menteri Luar Negeri Israel Katz mengumumkan penarikan utusan Israel di Norwegia dan Irlandia untuk "konsultasi mendesak".

Hari ini, saya mengirimkan pesan tajam ke Irlandia dan Norwegia: Israel tidak akan diam saja," tegasnya berencana melakukan hal yang sama dengan duta besar Spanyol.

BACA JUGA:Israel Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Berbela Sungkawa Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

BACA JUGA:Jaksa ICC Tetapkan PM Israel Benjamin Netanyahu Buron Kasus Kejahatan Perang Bersama Menteri Pertahanannya 

Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya juga mengunggah pesan video yang ditujukan kepada Irlandia di platform media sosial X. Lembaga negara itu memperingatkan Dublin bahwa jika mengakui negara Palestina maka Irlandia berisiko menjadi pion di tangan Iran dan Hamas.

"Hanya akan memicu ekstremisme dan ketidakstabilan," tegasnya.

Israel mengatakan rencana pengakuan Palestina merupakan hadiah bagi terorisme. Israel juga mengancam dengan kalimat keputusan itu akan "mengurangi kemungkinan negosiasi resolusi perang di Gaza". 

BACA JUGA:Israel Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Berbela Sungkawa Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

BACA JUGA:Jaksa ICC Tetapkan PM Israel Benjamin Netanyahu Buron Kasus Kejahatan Perang Bersama Menteri Pertahanannya 

Perlu diketahui, selama ini Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar negara-negara Eropa Barat mengatakan mereka bersedia mengakui negara Palestina suatu hari nanti. Tetapi hal itu harus dilakukan sebelum kesepakatan dicapai mengenai isu-isu sulit seperti perbatasan akhir dan status Yerusalem.

Namun setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober dan kampanye pembalasan Israel di Gaza, para diplomat mempertimbangkan kembali gagasan yang dulunya kontroversial. Pasalnya kekerasan tak kunjung berhenti hingga kini, menewaskan sedikitnya 35.647 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil.

BACA JUGA:Israel Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Berbela Sungkawa Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

BACA JUGA:Jaksa ICC Tetapkan PM Israel Benjamin Netanyahu Buron Kasus Kejahatan Perang Bersama Menteri Pertahanannya  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: