Kronologi Jatuhnya Pesawat Ringan Cessna 172N Skyhawk di Hutan Felda Gunung Besout
Pesawat ringan Cessna 172N Skyhawk dengan pendaftaran 9M-ADA terhempas di Felda Gunung Besout--
Skyhawk N, atau Skyhawk/100 sebagaimana istilah Cessna yang diperkenalkan untuk model tahun 1977.
Penunjukan logo "100" ini menunjukkan bahwa memiliki tenaga oleh mesin Lycoming O-320-H2AD, 160 tenaga kuda (119 kW) yang dirancang untuk menggunakan bahan bakar oktan 100.
BACA JUGA:Pesawat Lion Air Mengitari Binjai Selama 5 Jam? Begini Penjelasan Pihak Maskapai
BACA JUGA:Ini Penampakan Pilot Pesawat Smart Air yang Selamat Sedang Dapat Perawatan Tim SAR Saat Evakuasi
Namun semua mesin sebelumnya menggunakan bahan bakar 80/87 yang sayangnya, mesin ini terbukti merepotkan dan digantikan oleh O-320-D2J yang memiliki rating serupa untuk menghasilkan 172P tahun 1981.
Cessna 172 Skyhawk adalah pesawat Amerika yang masih diproduksi hingga saat ini sebagau pesawat penerbangan umum , pesaing utama Skyhawk adalah steri Beechcraft Musketeer dan Grumman AA-5 yang manasaat ini keduanya belum diproduksi.
Pesawat 172 awalnya disebut memiliki tampilan yang mirip dengan pesawat 170-an yang badan pesawat lurus di bagian belakang dan kaki roda pendarat yang tinggi.
Pada tahun 1960, 172A menggunakan roda pendaratan yang direvisi dan sirip ekor yang disapu ke belakang dan masih digunakan sampai sekarang.
BACA JUGA:Detik-detik Penampakan Lokasi Puing-puing Pesawat Smart Air di Binuang Kaltara Terekam Tim SAR
BACA JUGA:Pencarian Pesawat Maskapai Smart Air Hilang Kontak Dilanjutkan Hari Ini
Sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan Pesawat Cessna 172 Skyhawk tahun 2011 dimana pesawat milik sekolah penerbangan PT Nusa Flying International berangkat dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma pada November 2011 lalu.
Pesawat yang ditemukan jatuh dan terbelah dua di kawasan Gunung Ceremai, Argapura, Majalengka ini digunakan untuk melakukan training cross country pada pukul 07.40 WIB yang kemudian kehilangan kontak ketika terbang di udara.
Saat itu, pesawat tinggal landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan direncanakan, pesawat akan mendarat di Landasan Udara Cakrabuana, Cirebon namun terjadi kecelakaan yang tiada di sangka.
Pesawat yang berawakan 3 orang yang terdiri dari Kapten Partogi Sianipar, Instruktur latih pesawat, Muhammad Fikriansyah, siswa penerbang dan Agung Febrian, siswa penerbang ditemukan tewas pada 28 November 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: