Kerbau Mati Mendadak, Ini Cara Peternak OKI Selamatkan Hewan Ternak dari Wabah Mematikan

Kerbau Mati Mendadak, Ini Cara Peternak OKI Selamatkan Hewan Ternak dari Wabah Mematikan

Kerbau-kerbau yang masih hidup dipindahkan dari Dusun Rasau Desa Riding di Sungai Rasau, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI, ke lingkungan rumah di Desa Pulau Layang, Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI.--

KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Ratusan kerbau di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mati mendadak sejak pertengahan Maret 2024. 

Kematian ratusan kerbau di Ogan Komering Ilir (OKI) diduga disebabkan oleh penyakit ngorok, yang merupakan gejala dari virus Septicaemia Epizootica (SE). 

Kerbau-Kerbau yang masih hidup dipindahkan dari Dusun Rasau Desa Riding di Sungai Rasau, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI, ke lingkungan rumah di Desa Pulau Layang, Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI.

Pemindahan ini dilakukan oleh para peternak sebagai upaya untuk mencegah penularan virus Septicaemia Epizootica (SE) yang telah menyebabkan kematian ratusan kerbau di Ogan Komering Ilir (OKI).

BACA JUGA:Viral! Adzan Diubah Saat Dubai Dilanda Hujan Deras dan Angin Kencang, Hayya 'Alalfalah Diganti

BACA JUGA:Pembangkangan Terhadap UU Telekomunikasi, Pengusaha Ilegal RT RW Net Diancam Hukuman Pidana

Salah satu peternak kerbau, H Idham saat dikonfirmasi, SUMEKS.CO, Kamis, 18 April 2024 melalui seluler menjelaskan, bahwa hewan ternak kerbau miliknya saat ini yang masih hidup ada sebanyak 10 ekor. 

Sedangkan sebanyak 15 ekor telah mati akibat virus ngorok yang sedang mewabah sejak bulan puasa hingga sekarang ini. 

"Sekarang masih 10 ekor kerbau yang hidup, sudah dibawa ke Desa semuanya. Karena khawatir yang masih hidup tertular virus kerbau yang mati," ujarnya. 

Semua kerbau-kerbau ini diternakkan di Dusun Rasau dekat Sungai Rasau. Termausk peternak yang lainnya pun disana.

BACA JUGA:6 Game Roblox Terbaik yang Bisa Kamu Mainkan

BACA JUGA:Polda Sumsel Musnahkan 7,7 Kg Sabu Asal Medan dan Pekanbaru Milik 13 Orang Pengedar

Dikarenakan di lokasi peternakan Dusun Rasau, kerbau-kerbau terjangkit virus ngorok dan banyak yang mati. Maka yang masih hidup dibawa pulang ke Desa. 

"Kemarin membawa kerbau yang masih hidup 10 ekor itu ke Desa dengan menggunakan 4 unit mobil truk. Dan langsung dibuatkan kandang dekat rumah jangan sampai tertular virus ngorok lagi," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: