7 Hidangan Tradisional yang Mulai Langka Disajikan Pada Hari Lebaran

3. Kue Satu

Pada awal tahun 2000-an, kue satu sering disajikan untuk menyambut tamu saat lebaran Idul Fitri. 

Terbuat dari tepung kacang hijau yang dipadatkan hingga kokoh, kue satu hanya dijual oleh pengrajin kue tradisional di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Di beberapa daerah, kue ini juga dikenal sebagai kue koya. 

Kue Satu, yang juga dikenal sebagai kue koya, adalah salah satu hidangan kue tradisional yang dulu sering disajikan untuk menyambut tamu saat Lebaran Idul Fitri. 

Terbuat dari tepung kacang hijau yang dipadatkan hingga kokoh, kue satu memiliki rasa manis yang khas. Namun, sayangnya, kini kue satu semakin langka dan jarang ditemui di pasar tradisional. 

BACA JUGA:5 Tips Mengurangi Sampah Makanan Saat Bulan Ramadan, Biar Tidak Mubazir!

BACA JUGA:Daftar 10 Makanan yang Bikin Cepat Lapar, No Recommended Dikonsumsi Saat Sahur, Apa Saja?

Meskipun demikian, kita tetap dapat mengenang kelezatan kue satu dan menjaga keberadaannya dengan membuatnya sendiri di rumah. 

4. Bolu Emprit 

 Khas Yogyakarta, bolu emprit terbuat dari campuran kelapa parut dan tepung tapioka. Teksturnya agak keras dan bentuknya mungil. Sayangnya, bolu emprit semakin langka. 

Bolu Emprit, yang juga dikenal sebagai kue khas Jogja, adalah makanan tradisional yang rasanya manis dan agak sedikit keras. 

Bentuknya yang mungil dan berwarna cokelat menyerupai burung emprit sering menjadi teman camilan saat minum teh di pagi hari.

Namun, sayangnya, Bolu Emprit mulai langka dan jarang ditemui di pasar tradisional. Meskipun demikian, kita masih dapat mengenang kelezatan Bolu Emprit dan menjaga keberadaannya dengan membuatnya sendiri di rumah.

BACA JUGA:8 Arti Posisi Alat Makan di Atas Meja, Isyaratkan Nilai Pelayanan Hingga Kualitas Makanan Lewat Sendok Garpu

BACA JUGA: Sering Dijadikan Olahan Makanan, Kembang Turi Bermanfaat untuk Kesehatan

Sumber: