PTBA Manfaatkan Lahan Bekas Tambang untuk Pusat Persemaian Hingga Kota Wisata
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan PT PLN Energi Primer Indonesia dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema "Ekonomi Sirkuler Melalui Revitalisa--
PTBA menunjukkan komitmennya dalam menjalankan ekonomi sirkuler melalui program Tanjung Enim Kota Wisata, yang merupakan bagian dari reklamasi bentuk lain.
Berbagai destinasi wisata baru telah dibangun, misalnya Museum Batubara yang dilengkapi jalur lorry bawah tanah, Mini Zoo, hingga Waterpark.
BACA JUGA:9 Rekomendasi Lampu Hias Gantung Klasik, Tips Interior Tampak Elegan dan Mewah
BACA JUGA:Tak Gentar, 27 Pemain Timnas Bertolak ke Dubai untuk Ujicoba Sebelum Laga di Piala Asia U-23 2024
Kota Wisata Tanjung Enim juga akan memiliki Botanical Garden yang dibangun di atas lahan pasca tambang seluas kurang lebih 17 hektare (ha). Botanical Garden ini diproyeksikan akan menjadi wisata edukasi keanekaragaman hayati berupa taman koleksi tanaman dari berbagai wilayah Indonesia.
"Sebentar lagi kita menyambut Lebaran, saya pikir yang mudik ke Palembang dan sekitarnya bisa lah mampir berwisata ke Tanjung Enim. Sepanjang tahun 2023 sudah seratus ribuan wisatawan mengunjungi museum. Masih bisa lah dikunjungi beberapa ribu orang lagi. Dengan telah dibukanya jalan tol Palembang-Prabumulih, berwisata di Tanjung Enim bisa menjadi opsi liburan menyambut libur panjang Hari Raya Idul Fitri mendatang," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Kemenko Marves Fatma Puspitasari menyampaikan, tantangan bagi industri pertambangan adalah menjadi pihak yang kerap dituduh menjadi penyebab kerusakan lahan.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) banyak memanfaatkan Pinjam Pakai Kawasan Hutan, dengan kewajiban melakukan reklamasi dan rehabilitasi DAS.
BACA JUGA:Rilis BMKG Tentang Cuaca Sumsel Hari Ini, 1 April 2024, Tiga Daerah Berpotensi Hujan Petir
BACA JUGA:Rilis BMKG Tentang Cuaca Sumsel Hari Ini, 1 April 2024, Tiga Daerah Berpotensi Hujan Petir
Berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, luas lahan kritis nasional pada tahun 2000 mencapai 4,9 juta ha. Luasan tersebut tersebar di kawasan hutan produksi, hutan lindung, hutan konservasi, dan di luar kawasan hutan.
"Jika tidak dilakukan tindakan untuk mencegah dan memperbaiki lahan kritis, maka luasan tersebut akan terus bertambah. Pada skenario baseline diproyeksikan bahwa luas lahan kritis akan meningkat menjadi 19 juta ha di tahun 2024," ujar Fatma.
Fatma mengapresiasi ekonomi sirkuler yang telah dikembangkan PTBA. Pemahaman atas kondisi, kewajiban dan regulasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan, akan membantu dalam merencanakan serta menentukan strategi dan upaya yang tepat dalam memulihkan lahan kritis sekaligus mendorong perekonomian masyarakat.
"Program ini sangat penting untuk memastikan bahwa pemegang Izin PPKH telah melaksanakan kewajibannya dalam pemulihan lahan kritis dalam rangka rehabilitasi DAS sekaligus menciptakan transaksi ekonomi dengan melibatkan masyarakat secara langsung," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: