Asma’ Sang Juru Bicara Para Muslimah dari Madinah, Shahabiyah Anshar Pertama yang Masuk Islam

Asma’ Sang Juru Bicara Para Muslimah dari Madinah, Shahabiyah Anshar Pertama yang Masuk Islam

ilustrasi asma’ binti yazid juru bicara muslimah pada zaman nabi dan perempuan anshar pertama yang masuk islam --

Asma binti Yazid Al-Anshariyah yang menjadi juru bicara kaum muslimah pada masa nabi untuk menyampaikan aspirasi kaum wanita.

Para wanita yang begitu bersemangat  juga ingin memperoleh keutamaan pahala dan tidak ingin ketinggalan oleh kaum laki-laki dalam beramal.

BACA JUGA:Inilah 5 Olahraga yang Cocok untuk Menjaga Kesehatan Tubuh di Bulan Ramadan

BACA JUGA:Ladies Ini 4 Rekomendasi Lipstik Matte Wardah Anti Luntur, Pilihan Terbaik untuk Tampil Cantik Seharian

Imam Baihaqi menyebutkan kisah Asma’ dalam Syu’abul Iman, diantaranya disebutkan bahwa  ia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 “Sesungguhnya Allah telah mengutusmu kepada kaum laki-laki dan wanita, kami semua beriman kepadamu dan kepada petunjuk yang Allah mengutusmu dengannya. Sesungguhnya ruang gerak kami kaum wanita terbatas oleh bangunan rumah-rumah kalian; kami menjadi tempat kalian melepaskan syahwat; dan mengandung anak-anak kalian. Sedangkan kalian kaum laki-laki memiliki kelebihan atas kami karena shalat jum’at, shalat berjama’ah, mengunjungi orang sakit, mengantar jenazah, melaksanakan haji berkali-kali, dan yang lebih afdhal dari itu adalah jihad di jalan Allah; dan laki-laki di antara kalian apabila pergi berhaji, umrah, atau berjaga di medan perang, sungguh kamilah yang menjaga harta-harta kalian, menjahit pakaian kalian, mengasuh anak-anak kalian. Lalu apakah kami berserikat dengan kalian dalam pahala, wahai Rasulullah?”

Mendengar pertanyaan tersebut  Rasulullah kemudian berpaling menghadapkan wajahnya ke sekeliling sahabatnya, lalu bertanya:

“Pernahkah kalian mendengar perkataan wanita tentang masalahnya dan agamanya yang lebih baik dari pertanyaan ini?” Para sahabat menjawab, “Demi Allah, kami tidak menyangka kaum wanita akan mengajukan hal seperti ini.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling kepada wanita itu dan bersabda, “Pergilah wahai wanita, dan beritahukanlah kepada wanita-wanita di belakangmu, sesungguhnya mematuhi suami dengan sebaik-baiknya bagi seseorang dari kalian, serta mencari keridhoannya dan mengikuti persetujuannya, setara (pahalanya) dengan seluruh apa yang kamu sebutkan (tentang amal-amal kaum lelaki).” Wanita itu kemudian berpaling (dari hadapan Rasulullah) seraya bertahlil dan bertakbir dengan gembira.” HR. Muslim.

BACA JUGA:Yuk Teladani 4 Wanita Agung Dunia Akhirat Menurut Ajaran Islam, Mereka yang ‘Dinotice’ Allah Karena Ketaatan

BACA JUGA:Justice League In Real Life, Liga Keadilan Dunia Nyata Bukti Gemilangnya Sejarah Islam

Sebagai seorang juru bicara kaum wanita, Asma’ menanyakan hal apa saja kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal ini mengingat rasa semangat para shahabiyah dalam menuntut ilmu dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Asma’ juga pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara mandi haidh, sebagaimana telah diriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hendaklah seorang di antara kamu menyiapkan air dan air perasan bidara. Kemudian bersucilah dengannya dan membaguskan bersucinya. Kemudian menuangkan air ke atas kepalanya dan hendaklah ia menggosoknya dengan gosokan yang kuat hingga membasahi akar-akar rambutnya, lalu menuangkan air ke atasnya. Kemudian hendaklah ia mengambil sepotong kapas yang telah dibubuhi minyak wangi, lalu bersihkanlah dengannya.”

BACA JUGA:The Heroes of Baitul Maqdis! 3 Sosok Pemimpin Muslim Pembebas Tanah Al-Aqsha Menurut Sejarah Islam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: