Istimewanya Tanaman Zaitun, Identitas Masyarakat Palestina yang Disebutkan Dalam Al-Qur’an

 Istimewanya Tanaman Zaitun, Identitas Masyarakat Palestina yang Disebutkan Dalam Al-Qur’an

Minyak zaitun tergolong ke dalam minyak yang lemaknya cukup tahan panas sehingga baik digunakan untuk memasak.--dok : sumeks.co

SUMEKS.CO - Buah zaitun, pemilik nama latin Olea Europaea adalah pohon kecil yang buahnya dapat dikonsumsi. Salah satu identitas serta memiliki makna yang berarti dari masyarakat Palestina

Pohon zaitun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berbuah, namun ketika sudah berbuah maka akan menjadi pohon abadi yang hidup hingga ratusan tahun. 

Tanaman zaitun merupakan pohon dengan daun yang hijau dan bentuk bunganya seperti lonceng. Batangnya keriput dan memelintir, daunnya tunggal berwarna hijau keperakan dengan bentuk yang lonjong. 

Pohonnya pada umumnya pendek dan gemuk dengan tinggi yang jarang melebihi 8 hingga 15 meter. 

BACA JUGA:Ternyata Ini 4 Manfaat Minyak Zaitun yang Jarang Diketahui Orang

Buah zaitun berukuran kecil oval dengan warna hijau maupun kekuningan, dapat ditemukan di Palestina dan bertahan hidup hingga 2000 tahun. 

Tanaman zaitun merupakan identitas masyarakat Palestina dan merupakan sumber ekonomi yang menjadi komoditas utama. 

Tangkai zaitun berdaun digunakan sebagai lambang perdamaian dan menjadi bagian dari kebudayaan Palestina. 

Bagian pohon zaitun pada kain khas bernama Kefiyyeh yang biasa digunakan oleh rakyat Palestina. 

BACA JUGA:Sejarah Runtuhnya Peradaban Islam Spanyol di Granada, Negara Islam Terakhir Setelah 781 Tahun Berdiri

Dalam Al-Quran sendiri, pohon dan buah zaitun diibaratkan sebagai tanaman yang diberkahi sekaligus simbol cahaya Allah SWT.

Zaitun disebutkan dalam QS. At-Tin pada ayat yang pertama dengan tujuan agar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan perhatiannya kepada Al-Maqdis.

Tidak hanya itu, Allah SWT juga menerangkan mengenai zaitun dalam QS. An-Nur : 31, yang artinya,

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: