Jarang Diketahui, Menulis Ternyata Punya Dampak Positif Bagi Kesehatan Mental? Berikut 7 Manfaatnya
Menulis punya manfaat untuk kesehatan mental--
SUMEKS.CO - Tidak banyak yang mengetahui bahwa menulis sebenarnya memiliki dampak positif dan manfaat untuk kesehatan mental.
Para ahli kejiwaan telah menggunakan catatan harian, kuesioner, jurnal, dan bentuk tulisan lainnya untuk membantu individu mengatasi stres dan trauma serta kesehatan mental lainnya.
Pada tahun 80-an, psikolog James Pennebaker mengembangkan metode penulisan yang disebut expressive writing, yang mana seseorang menulis tentang pikiran atau perasaan mereka terkait dengan topik tertentu, seperti peristiwa traumatis atau kenangan indah dapat menimbulkan dampak positif untuk kesehatan mental.
Banyak peneliti telah melakukan studi yang menunjukkan berbagai manfaat atau dampak positif kesehatan mental dari kegiatan menulis, sering disebut sebagai "curahan hati" di Indonesia.
BACA JUGA:Sering Diabaikan, Daun Dewa Ternyata Mampu Melawan Sel Kanker?
Dari penelitian-penelitian tersebut, kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai dampak positif atau manfaat menulis untuk kesehatan mental.
Berikut adalah manfaat menulis yang mungkin jarang disadari ternyata memiliki dampak positif untuk kesehatan mental, sebagai berikut :
1. Terapi Ekspresif
Menulis secara teratur dapat menjadi bentuk terapi ekspresif yang membantu seseorang mengungkapkan perasaan dan pengalaman yang sulit diutarakan secara lisan.
BACA JUGA:Ngak Perlu Klinik Kecantikan! Ini 7 Bahan Alami yang Bisa Menghilangkan Bekas Jerawat Membandel
Hal ini dapat membantu mengurangi beban emosional dan stres.
Gortner dan Pennebaker melakukan penelitian terkait efek menulis ekspresif selama tiga hari pada mahasiswa yang sering terjebak dalam ruminasi. Ruminasi, dalam konteks psikologi, merujuk pada sulitnya penderita untuk mengubur kenangan pahit, yang terus menerus terngiang di pikiran, menimbulkan emosi negatif, dan akhirnya memicu respon tubuh sebagai stres.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menulis ekspresif berhasil mengurangi kecenderungan ruminasi pada mahasiswa tersebut.
Pada pemantauan enam bulan kemudian, mereka diuji dengan kuesioner skala emosi, dan hasilnya menunjukkan penurunan gejala depresi setelah melibatkan diri dalam kegiatan menulis tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: