Wacanakan Dulmuluk Bermula di Lr Taman Bacaan, Pastikan Dulu Ini!

Wacanakan Dulmuluk Bermula di Lr Taman Bacaan, Pastikan Dulu Ini!

Kampung Dulmuluk akan dimantapkan? Sejumlah budayawan Palembang mendiskusikan itu Jumat pekan lalu, 22 Desember 2023.-Foto doksumeks.co-

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sejumlah aktivis kebudayaan di Palembang, mendiskusikan wacana adanya kampung Dulmuluk di Lorong Taman Bacaan, Tanggotakat (Tangga Takat) Palembang.

BACA JUGA:Pementasan Tari Gending Sriwijaya dan Dulmuluk

“Sebenarnya, wacana mengulik Kampung Dulmuluk ini muncul dari dulur Pedo yang aktif di Komunitas Bucu Palembang,” kata budayawan Vebri Al Lintani selaku narasumber  Diskusi Kampung Dulmuluk “ Mengulik Sejarah Kampung  Dulmuluk” , Jumat pekan lalu malam di Taman Bacaan Tangga Takat, di 16 Ulu Palembang.

Diskusi diselenggarakan UIN Raden Fatah,  Pecinta Sejarah (PESE) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Kobar 9  dan Bucu Palembang.

Ditambahkan Vebri, wacana yang dilontarkan Pedo ini cukup beralasan.

Mengingat dalam sejarah Dulmuluk selalu disebutkan kampung Tanggatakat sebagai titik awal syair Abdul Muluk dibacakan oleh Wan Bakar, seorang pedagang keturunan Arab Melayu.

BACA JUGA:Lestarikan Kesenian Palembang, Gelar Lomba Dulmuluk se-Sumsel

“Nah, persoalannya, kampung Tanggotakat ini cukup luas, dan di mana rumah Wan Bakar, tepatnya, belum diketahui," kata seniman Palembang itu.

Jadi masih perlu banyak kajian lagi. Tapi saya setuju adanya kampung Dulmuluk sebagai satu penanda sejarah teater Dulmuluk” ujar Vebri. 

Selainjutnya Vebri menguraikan sejarah teater Dulmuluk dalam presentasinya.

Sebagaimana dipahami, Dulmuluk yang telah ditetapkan sebagai Warsan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia terlahir di kota Palembang.

BACA JUGA:Dulmuluk dari Betawi Hadir di Teater Mini

Awalnya, kitab syair yang berjudul Kejayaan Kerajaan Raja Ali Haji dan kemudian berubah menjadi Abdul Muluk dicetak pertama kali  di Singapura pada tahun 1845.

Lalu, pada 1854 dibawa oleh Wan Bakar ke Palembang dan dibacakan olehnya sebagai di bilangan kampung Tanggotakat.

Lama kelamaan, pembacaan Dulmuluk   berubah menjadi bentuk teater pada tahun 1910-an dan berkembang terus hingga sekarang.

BACA JUGA:Wacanakan Dulmuluk Bermula di Lr Taman Bacaan, Pastikan Dulu Ini!

Sementara itu, Andi Pedo yang tinggal di Lorong Taman Bacaan meyakini Wan Bakar tinggal di sekitar Lorong Taman Bacaan.

“Sepengetahuan saya, di sekitar lorong Taman Bacaan ini  banyak sekali pelaku Dulmuluk diantaranya almarhum Umar, Wak Pet. Dan keluarga kami adalah pencinta teater Dulmuluk. Pada setiap hajatan, kami selalu menanggap Dulmuluk. Jika tidak, pasti masyarakat bertanya, mengapa tidak menanggap Dulmuluk”, kata Pedo.

Disamping itu, kata Pedo, dahulu banyak sekali taman bacaan yang menyewakan buku-buku kepada masyarakat.

Namun, di sini memantapkan nama  Taman Bacaan menjadi Lorong. Artinya, kondisi literasi di sini  lebih menonjol.  ditempat lain tidak mantapkan itu perbedaanya , artinya disini lebih menonjol soal literasi

Senada dengan itu, sejarawan Palembang,  Kemas Ari Panji setuju dengan  wacana yang disampaikan oleh Andi Pedo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: